Mohon tunggu...
ARKADEUS TRISNO ANGGUR
ARKADEUS TRISNO ANGGUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teologi, Universitas Katolik St. Paulus Ruteng

menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi adalah suatu manifestasi yang urgent dalam menghadapi pelbagai persoalan sosial kemasyarkatan. menulis dan meneliti adalah kontribusi yang signifikan ketika hendak menempatkan diri sebagai problem solving di tengah masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Potensi Lokal ke Pertumbuhan Ekonomi: Pemuda Dalam Visi Indonesia Emas 2045.

13 Desember 2024   17:34 Diperbarui: 13 Desember 2024   17:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Peran Pemuda Dalam Menggali dan Mengoptimalkan Potensi Lokal dan  Masa Depan Indonesia.

Dalam konteks Indonesia Emas 2045, peran pemuda dalam menggali dan mengoptimalkan potensi lokal sangat penting untuk mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan. Pemuda tidak hanya sebagai penerus, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat membawa inovasi dan solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi negara. Selain itu, Dengan memanfaatkan bonus demografi, pemuda yang terdidik, inovatif, dan terampil akan menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia, berkontribusi dalam pengurangan kemiskinan, dan memastikan keberlanjutan pembangunan. Oleh karena itu, Pemuda perlu dibekali dengan pendidikan yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga praktis dan relevan dengan kebutuhan lokal. Pendidikan yang berbasis pada keterampilan dan kearifan lokal akan mempersiapkan mereka untuk berkontribusi secara aktif dalam pengembangan potensi daerah. Menurut penelitian oleh Setiawan (2020), pendidikan vokasi yang mengintegrasikan kearifan lokal dapat meningkatkan keterampilan dan kesiapan kerja pemuda, menjadikan mereka lebih adaptif dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Oleh karena itulah pemuda juga perlu memiliki kapasitas untuk berinovasi dan menciptakan solusi baru bagi permasalahan lokal. Melalui program inkubasi bisnis dan pelatihan kewirausahaan, mereka dapat mengembangkan usaha berbasis produk lokal. Kita ketahui bahwasanya dalam era digital saat ini, keterampilan teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan. Pemuda yang memiliki pengetahuan tentang teknologi dapat menciptakan solusi baru dalam berbagai sektor seperti pertanian, energi terbarukan, dan pariwisata. Pemanfaatan aplikasi digital untuk pemasaran produk lokal misalnya dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing. Sebuah studi oleh Wibowo (2021) menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat dalam program kewirausahaan memiliki peluang lebih besar untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran di daerahnya. Menurut Amalia (2022), kolaborasi antara pemuda dan berbagai pemangku kepentingan dapat menghasilkan inisiatif yang lebih berkelanjutan dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Maka sudah sepatutnya juga pemuda berperan dalam pengembangan komunitas melalui kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan potensi lokal. Program-program pelatihan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dapat membantu pemuda mendapatkan keterampilan praktis yang relevan dengan industri. Program-program seperti Community Development (CD) dapat memberdayakan pemuda untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Kami juga melihat bahwasanya sebagai pemuda yang berkiprah di tahun 2045, mereka harus turut terlibat dan melibatkan diri pada kegiatan advokasi dan kesadaran sosial. Hal ini sangat perlu mengingat Kesadaran terhadap isu-isu ini penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan memahami isu-isu sosial dan lingkungan, pemuda dapat berperan aktif dalam advokasi dan pengembangan kebijakan yang berkelanjutan. Keterlibatan dalam kegiatan sosial dan lingkungan tidak hanya membantu masyarakat tetapi juga membangun karakter dan kepemimpinan yang kuat di kalangan pemuda. Riset oleh Mulyadi (2023) menunjukkan bahwa pemuda yang terlibat dalam advokasi mampu mempengaruhi kebijakan publik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga sumber daya lokal dan lingkungan. Pendidikan yang berbasis pada keterampilan praktis dan kearifan lokal harus menjadi fokus utama.                                                                       

Dengan menekankan inovasi, kolaborasi, kesadaran sosial, dan pendidikan berbasis keterampilan, pemuda dapat berkontribusi secara signifikan dalam menggali dan mengoptimalkan potensi lokal. Ini akan menjadi langkah strategis dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing.

semoga dengan langkah-langkah yang ditawarkan ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai visi Emas 2045 dan menciptakan masyarakat yang lebih berdaya saing, adil, dan sejahtera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun