Tahap pelaksanaan gerakan pembebasan Irian Barat dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 dengan mengucapkan Tri Komando Rakyat (disingkat Trikora) di alun-alun Yogyakarta bertepatan dengan peringatan ulang tahun Agresi II Militer Belanda. Isi TRIKORA adalah sebagai berikut:
· Gagalkan pembentukan negara Boneka Papua buatan Kolonial Belanda.
· Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Jaya Tanah Air Indonesia.
· Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan serta kesatuan Tanah Air dan Bangsa Indonesia.
Pada tanggal 11 Januari 1962 , Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Mayor Jenderal Soeharto dilantik sebagai Panglima , Kolonel (Laut) R. Subono dan Kolonel( Udara ) Leo Watimena masing-masing sebagai Wakil Panglima I dan II serta Kolonel Ahmad Tahir sebagai Kepala Staf. Tugas-tugas Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat adalah:
· Merencakan, mempersiapkan, menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan negara Republik Indonesia.
Pada bulan Pebruari 1962 Komando Mandala mulai menggerakkan kesatuan-kesatuan laut dan udaranya dalam patroli pengintaian terhadap musuh di Irian Barat. Sejak bulan Maret pasukan-pasukan mulai diterjunkan di daratan Irian . Sesungguhnya sebelum Komando Mandala terkonsulidasi sudah ada beberapa rombongan yang disusupkan ke Irian melalui laut.
Persetujuan New York dan pengaruhnya terhadap Penyelesaian Masalah Irian Barat
Operasi-operasi infiltrasi Indonesia dalam waktu singkat telah diketahui dunia internasional. Pada keadaan seperti itulah pihak Amerika serikat mengajukan usulan penyelesaian Irian Barat yang dikenal dengan sebutan Usul-usul Bunker yang disusun diplomat Ellsworth Bunker . Isi pokok usul-usul Bunker adalah penyerahan administrasi pemerintahan Irian kepada Indonesia melalui suatu badan pemerintahan PBB dan menjamin hak menetukan pendapat bagi rakyat di Irian.
Akhirnya pihak Belanda terpaksa berunding atas dasar usul - usul Bunker. Apalagi setelah pasukan -pasukan Indonesia berhasil merebut Teminabuan di daratan Irian. Belanda mulai yakin bahwa ia tidak mampu menghadapi suatu serangan terbuka dari pihak Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani persetujuan antara Indonesia dan Belanda di New York. Isi perjanjian New York itu adalah :" Selama satu tahun Irian akan oleh suatu pemerintahan sementara oleh PBB . Pada tanggal 1 Mei 1963 Irian diserahkan kepada Indonesia dengan ketentuan bahwa pada tahun 1969 akan ditentukan pendapat rakyat , apakah mereka ingin berdiri sendiri atau tetap bersatu dengan Republik Indonesia.
Pada tahun 1963 hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Belanda di buka kembali. Hubungan persahabatan Indonesia - Belanda mulai di jalin. Sesuai dengan perjanjian tahun 1962, Indonesia pada tahun 1969 menyelenggarakan penentuan pendapat rakyat (Pepera ) mengenai Irian Barat.
Penentuan pendapat rakyat (Pepera)
Indonesia melaksanakan hasil perjanjian tahun 1962 , bahwa pada tahun 1969 akan menyelenggarakan Pepera di Irian. Dan pada tahun 1969 Indonesia menyelenggarakan Pepera. Ternyata hasil penentuan pendapat rakyat itu menunjukan bahwa mereka saudara-saudara kita di Irian ingin tetap bersatu dengan Republik Indonesia . Belanda sendiri dengan rela menerima kenyataan itu. Dengan demikian wilayah seluruh Indonesia telah bersatu dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Arti penting Pepera bagi Indonesia merupakan kemenangan bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah sekian lama upaya bangsa Indonesia untuk merebut kembali Wilayah Negara Indonesia dari penjajah Belanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H