Mohon tunggu...
Trisnawati Kumala
Trisnawati Kumala Mohon Tunggu... Guru - guru

jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Harus Pembelajaran Problem Posting Berkelompok?

12 Agustus 2024   14:20 Diperbarui: 12 Agustus 2024   14:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model Pembelajaran PPB adalah perumusan masalah yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan, dalam rangka pencarian alternatif pemecahan yang masih relevan.

Mengapa guru perlu menerapkan pendekatan problem posing dalam pembelajaran?

karena bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan kreatif di kelas dan dapat membawa hasil belajar yang baik.

Latar belakang

Problem posing pertama kali dikembangkan oleh ahli pendidikan asal Brasil, Paulo Freire dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed (1970). Problem Posing Learning (PPL) merujuk pada strategi pembelajaran yang menekankan pemikiran kritis demi tujuan pembebasan.

Ketika guru menerapkan PPL di ruang kelas, mereka harus berusaha mendekati peserta didiknya sebagai partner dialog agar dapat menciptakan atmosfer harapan, cinta, kerendahan hati, dan kepercayaan (Huda, 2015).

Menurut Thobroni (2015), pengajuan masalah atau soal dapat dilakukan secara kelompok atau individu. Secara umum, pengajuan masalah oleh peserta didik dalam pembelajaran, baik secara kelompok maupun individu merupakan aspek yang penting. Tingkat pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadapat materi yang dipelajarinya dapat dilihat melalui pertanyaan yang diajukannya.

Pengajuan masalah secara kelompok merupakan salah satu cara untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan. Dimyati dan Mudjiono dalam Thobroni (2015) mengemukakan bahwa tujuan utama pembelajaran dengan cara berkelompok adalah untuk:

  • Memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional.
  • Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong royong dalam kehidupan.
  • Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian ke yang bertanggung jawab.
  • Mengembangkan kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada setiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.

Tujuan dan Manfaat Problem Posing

Menurut pendapat beberapa ahli yang dikutip oleh Tatag dalam Thobroni (2015), metode pengajuan soal (problem posing) dapat:

Membantu peserta didik dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap pelajaran sebab ide-ide peserta didik dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah

Membentuk peserta didik bersikap kritis dan kreatif

Mempromosikan semangat inkuiri dan membentuk pikiran yang berkembang dan fleksibel

Mendorong peserta didik untuk lebih bertanggung jawaban dalam belajarnya

Mempertinggi kemampuan pemecahan masalah sebab pengajuan soal memberi penguatan-penguatan dan memperkaya konsep-konsep dasar

Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan para peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.

Dengan demikian, penerapan model pembelajaran problem posing adalah sebagai berikut. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para peserta didik dan memberikan latihan soal secukupnya. Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan. Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang dan peserta didik yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.

Demikian uraian singkat dari saya semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun