Krisis pada dasarnya merupakan suatu hal atau situasi yang tak terduga, artinya kemunculannya tidak dapat diketahui dan diprediksi oleh siapa pun baik itu oleh organisasi ataupun masyarakat. Pada umumnya, krisis dipandang sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak mempunyai dampak atau pengaruh negatif bagi organisasi ataupun masyarakat daripada dampak positifnya.Â
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Laurence Barton (1993:2). Bagi Laurence dan Barton sebuah krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap baik perusahaan maupun publik.
Sebuah krisis dapat menjadikan organisasi menjadi lebih baik atau lebih buruk tergantung kepada bagaimana pihak manajemen mengelola, menanggapi dan kemudian merespons situasi atau peristiwa tersebut. Hal lain juga sangat tergantung pada bagaimana pandangan, sikap dan tindakan yang akan diambil terhadap krisis tersebut. Sebuah krisis mungkin saja dapat ditangani oleh sedikit orang tetapi ada juga krisis yang harus melibatkan banyak orang dan membutuhkan banyak sumber daya untuk menanganinya.
Seperti halnya yang terjadi pada Negeri kita Indonesia, di mana sekarang Indonesia tengah mengalami krisis dengan datangnya wabah penyakit yaitu Virus Corona atau Covid-19 yang awalnya hanya ada di Negeri China. Dengan sifat sombongnya masyarakat dan pemerintah Indonesia yang meyakini Covid-19 tidak akan datang ke Indonesia menjadi titik awal di mana krisis itu terjadi.Â
Melihat kepada negara dan masyarakat yang sudah positif terjangkit Covid-19 seharusnya pemerintah memberitahu dan menyarankan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selalu menjaga kesehatannya. Sebagaimana disebutkan di awal bahwa dampak dari krisis yang ada tergantung pada bagaimana pihak manajemen mengelolanya.Â
Bisa kita katakan bahwa pemerintah di sini sebagai pihak manajemen harusnya dapat mengelola, menanggapi dan merespons terkait Covid-19 sehingga jika tiba-tiba Covid-19 datang ke Indonesia Pemerintah dan Masyarakat tidak akan mengalami ketakutan dan kecemasan berlebih dikarenakan sudah adanya persiapan sebelumnya.Â
Krisis merupakan suatu hal yang tidak pandang bulu dan bisa menimpa siapa saja. Seperti yang dikatakan oleh Barton (1993:3): “Krisis menyerang Korporasi, organisasi non profit, badan-badan pemerintah, servis perusahaan hingga keluarga". Setiap organisasi atau instansi punya peluang untuk mengalami krisis.
Penyebaran Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia sampai saat ini sudah menyebar luas dengan adanya lebih dari 100 orang yang telah positif terjangkit Virus Corona. Informasi mengenai Covid-19 di Indonesia bisa kita lihat melalui berita baik itu Televisi, koran ataupun media sosial. Sangat diharuskan bagi kita untuk selalu memfilter setiap Informasi yang diterima dengan melihat apakah informasi atau data tersebut benar (valid) atau tidak.Â
Karena jika informasi yang kita dapat langsung kita cerna tanpa tahu kebenarannya, itu dapat menimbulkan kesalahpahaman. Untuk itu, pentingnya komunikasi yang baik dan efektif antara pemerintah dan masyarakat supaya dapat meminimalisir Informasi atau data palsu yang tersebar.
Pemerintah dan Masyarakat harus selalu siap dengan dampak lain yang akan terjadi dengan adanya Covid-19 di Indonesia. Peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal menangani krisis tersebut. Informasi mengenai Covid-19 yang sudah menyebar luas di Indonesia membuat masyarakat berbondong-bondong untuk berbenah kebutuhan, baik itu kebutuhan pokok ataupun lainnya seperti masker dan antiseptik.Â
Di toko-toko swalayan, supermarket ataupun apotek stok masker dan antiseptik sudah tidak ada. Seharusnya masyarakat yang terjangkit atau positif Covid-19 yang memakai perlengkapan tersebut. Karena dengan perlengkapan itulah yang membedakan orang yang positif dan orang yang negatif Covid-19.