Mohon tunggu...
Trisnayanti Ayu
Trisnayanti Ayu Mohon Tunggu... -

Jurnalis amatiran di media online, Guru, Perempuan Sangat Biasa, Selalu punya ambisi bisa membawa perubahan di dunia, ASTUNGKARA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Duka Karangasem Duka Kita Bersama

23 September 2017   20:20 Diperbarui: 23 September 2017   20:23 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih rasanya

Hari ini saya melihat banyak truk melaju dari arah timur pulau Bali menuju berbagai lokasi

Muatannya sapi ada juga yang dilengkapi dengan beberapa ikat rumput untuk makanan mereka sementara

Mereka ikut mengungsi atas kondisi Gunung Agung di Karangasem yang sudah berstatus awas

Sebagian dari kawan mereka bahkan sudah dijual oleh pemiliknya namun dengan harga yang murah

Sedih rasanya

Kebanyakan para penggembala sapi yang menjual sapinya mengaku tidak bisa bisa berbuat banyak dan memilih menjual sapinya meskipun dibeli murah oleh si pembeli

Mereka tidak tahu harus membawa kemana sapi peliharaan mereka karena tidak memiliki saudara di luar Karangasem yang bisa menjadi tempat penitipan ternak mereka

Saya sedikit heran sebenarnya kenapa ada orang yg masih mencari keuntungan saat saudara saudarnya mengalami kesusahan seperti saat ini

Sedih rasanya

Apalagi ketika seorang ibu di Posko Pengungsian di Banjar Kembang Merta Desa Candikuning Kecamatan Baturiti tiba tiba curhat dengan mata berkaca kaca kepada saya

Ia menuturkan kalau mengungsi dengan tangan kosong ibu ini tidak membawa uang bekal untuk hidup di pengungsian meskipun akan ada bantuan dari pemerintah dan relawan tentunya

Ibu ini juga takut uang tabungannya yang disimpan di LPD hilang karena ledakan gunung agung yang membuat seluruh masyarakat mengungsi ke berbagai daerah di Bali

Tangisnya pun pecah saat bercerita jika tabungan itu merupakan uang hasilnya bekerja sebagai pencari batu di kaki Gunung Agung

Sedih rasanya

Akankah tangis itu terus menghiasi wajah ibu itu

Akankah senyumnya kembali mengembang

Belum lagi anak anak yang harus meninggalkan sekolah karena harus mengungsi

Meskipun mereka nampak ceria tetapi saya yakin tidak akan mudah bagi mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya di pengungsian

Saya pun berfikir apa yang bisa say perbuat untuk meringankan bebn mereka

Jujur saya tidak pernah membayangkan jika akan ada bencana besar membayangi kami di Bali

Malam ini kembali saya panjatkan doa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Saya tahu ini sebuah peringatan

Namun saya yakin Ida Sang Hyang Widhi Wasa tidak akan meninggalkan umatnya yang bhakti

Berikanlah kami kerahayuan dan jangan biarkan tangis dan duka ini berkepanjangan

Karena duka Karangasem duka kita bersama

Om Namah Siwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun