Mohon tunggu...
Trisilda_Siki
Trisilda_Siki Mohon Tunggu... Hoteliers - Trisilda

Nama : Trisilda * Jobs Fill Your Pocket, Adventures Fill Your Soul* ( Pekerjaan Mengisi SakuMu,Petualangan Mengisi JiwaMu) Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta Blog Travelling

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bidadari Tak Bersayap

29 Oktober 2021   21:17 Diperbarui: 29 Oktober 2021   22:25 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bidadari Tak Bersayap

Sosok ibu bagaikan bidadari tak bersayap.Tidak ada kehidupan yang baru  jika bukan karena kehendak Sang Pencipta dan perjuangan dari seorang ibu.Kasih sayangnya yang begitu besar bagaikan bumi yang tak berujung atau bagaikan samudra lautan yang tak dapat diukur.

Tangis kesakitan disiang bolong, mengalahkan panas nya terik matahari dikala itu.Ibu mempertaruhkan nyawa untukku,walaupun harus mempertaruhkan hidup dan matinya.Rasa sakit yang teramat dalam  terkalahkan dengan kebahagian saat mendengar suara tangis bayi kecil nan mungil menangis untuk pertama kalinya, dan suara tangis itu pun menjadi pertanda telah ada kehidupan baru didunia.Dan lahirlah saya sesosok yang selama sembilan bulan ibu nantikan.

Saya adalah anak perempuan dari enam bersaudara dan sekaligus anak terakhir atau yang lebih dikenal dengan si bungsu kesayangan keluarga,terutama untuk ibu.Saya berjanji akan menjadi anak yang berbakti kepada mu ibu dan bapak.Kelak jika sudah dewasa saya berjanji akan bekerja keras demi kebahagiaan ibu dan berusaha lebih kuat lagi untuk membalas jasa ibu walaupun itu tak sebanding dengan pengorbanan ibu.

Bagi saya,ibu adalah bidadari tak bersayap yang Tuhan kirim untuk saya.Ibu adalah sosok yang mulia dan sangat berjasa.Pahlawan tanpa jasa untuk anak-anaknya.Guru diatas segala guru.Pelayan yang tidak pernah lelah dalam melayani keluarga.Pembantu yang tidak pernah meminta bayaran.Dokter yang sangat telaten dalam merawat keluarga.

Terkadang, ibu seperti serigala yang siap memangsa siapa saja yang mengganggu anak-anaknya.Ibu juga sangat tegas mengajarkan saya tentang tatakrama,tentang bagaimana bersikap yang benar saat berhadapan dengan orang yang lebih tua dan terkait malasah pendidikan,karena pendidikan merupakan hal yang penting bagi bagi saya kedepannya.Ibu berharap saya mempunyai cita-cita yang setinggi mungkin dan berjuang untuk mewujudkannya.

Yang paling penting dan utama adalah masalah agama.Sejak saya kecil ibu tidak pernah bosan untuk mengenalkan saya kepada Tuhan.Ibu dengan setia dan sabar terus mendidik saya untuk mengenal Tuhan.Salah satu cara nya adalah ibu selalu mengingatkan saya untuk berdoa sebelum makan dan sesudah makan.Terkadang ibu juga mengajak saya untuk doa bersama sebelum tidur malam.Ibu ku hemat !!! Beliau bidadari yang akan tetap cantik meski rambutnya tak  hitam lagi.

Suatu malam,ditengah gemuruh hujan saat itu tepatnya pukul 23.00 WITA saya dibangunkan oleh suara tangis kala itu.Ibu berdoa sambil menangis dengan kedua tangan menadah memohok kesembuhan Tuhan untuk Ayah saya yang sedang sakit.Ibu berdoa agar Tuhan berkenan mengambil penyakit yang diderita oleh Ayah serta mendoakan segenap keluarga senantiasa dilindungi oleh Tuhan sepanjang hayat.

Saat melihat ibu yang begitu khusuk dalam doa dan mendengar suara permohonan ibu yang putus-putus karena ibu sambil menangis membuat tubuhku bergetar,hatiku tersentak,sesak dan tanpa ku sadari air mataku menetes begitu saja.Saya tidak bisa berkata-kata betapa mulia dan tulusnya hati seorang ibu.Seringkali saya melawan perkataan ibu dan lebih memilih pergi saat ibu berusaha untuk menasihatiku di saat melakukan kesalahan.Saya lebih memilih pergi keluar bersama teman-teman dibandingkan ngobrol sama ibu,saat ini saya merasa ditampar oleh Tuhan lewat situasi ini.

Terkadang saya malas kalau disuruh ibu untuk melakukan pekerjaan rumah,saya memiliki sikap yang keras kepala dan sulit dikendalikan.Tetapi sekarang saya sadar bahwa apa yang ibu suruh sebenarnya sebuah pelajaran untuk saya jika suatu saat sudah berumah tangga.Maafkan saya ibu,yang seringkali mengecewakanmu.

Tetes keringat yang dikeluarkan setiap hatinya,kesabaran yang teramat besar dalam mendidik kami anak-anak mu yang berjumlah 6 orang yang masing-masing memiliki sikap yang berbeda-beda pula bukanlah sebuah tugas yang mudah.Belum lagi ibu harus memperhatikan keperluan Ayah,namun ibu ku hemat!!! Dengan sabar dan setia ibu melakukan tugas-tugas tersebut dengan tulus.Ibu maafkan saya yang belum bisa membalaskan kebaikan ibu.

Ibu tetap cantik meski sudah termakan usia.

Ibu tetap sabar meski anak-anakmu, terutama saya seringkali menyakit hatimu.Tapi, kasih sayang ibu selalu ada dan akan tetap ada untuk kami.Meski ibu lelah, ibu selalu berusaha untuk tetap terlihat segar dihadapan kami walaupun dari pacaran mata ibu sudah terlihat jelas ada rasa lelah disana,tapi ibu menyembunyikan ibu semua dibalik senyuman mu yang begitu indah.

Ibu adalah adalah malaikat Tuhan yang turun ke bumi,walaupun tidak memiliki sayap,tapi dianugerahi hati yang begitu mulia.Ibu adalah guru terbaik yang saya temui semasa hidupku,dengan sabar ibu selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil yang kadang tak masuk diakal saat masa kecilku dulu.Bahkan ketika saya sakit ibu dengan sabar merawatku,memberikan makanan yang paling enak.Bahkan disaat saya menangis tanpa henti sepanjang malam, ibu dengan sabar mengendong dan mendendangkan syair lagu yang tak bermakna apa-apa.

Meski sedang sakit ataupun lelah,ibu akan terlihat baik-baik saja.Semua rela ibu lakukan untuk kebaikan saya dan kakaku-kakakku meski kami tidak pernah menghitung berapa kerutan diwajah ibu.Bibir ibu yang sekarang mulai pudar warna merahnya,masih saja terlihat dengan ibu memberikan senyuman manis untuk kami.

Kini saya telah tumbuh dewasa,fisik ibu pun telah menua.Namun disaat ibu telah menua dan mungkin mengharapkan kehadiran saya disisi ibu,berharap untuk saya merawat ibu seperti ibu merawatku dulu.Namun sayang beribu sayang,itu semua hanya harapan ibu yang belum kesampaian dan tidak tahu akan kesampaian ataukah hanya sekedar harapan lalu perlahan-lahan memudar termakan waktu? Karena saat ini saya telah jauh dari sisi ibu,saya pergi merantau ke tanah orang untuk mencari masa depanku.Ibu maafkan saya.

Suatu ketika,tepatnya disore hari menjelang malam saya merasakan sebuah perasaan yang sulit diartikan saat itu.Gelisah,rindu,kwatir,cemas berbaur menjadi satu.Dengan cepat-cepat saya meraih ponsel ku mencari kontak yang tertulis Bidadariku lalu menekan timbol memanggil,setelah beberapa detik dari seberang sana terdengar suara yang begitu lembut dan melekat dalam jiwa,dengan lirih ibu berkata hello nak!!! Dalam sekejab perasaan aneh yang  saya rasakan sebelumnya hilang dalam sekejab.Tanpa menjawab sapaan ibu,saya menarik napas  panjang sambil tersenyum lalu berkata dalam hati ternyata saya hanya Rindu. Setelah itu, terjadilah percakapan panjang antara saya dan ibu,ibu menceritakan banyak hal yang terjadi dikampung dan saya juga menceritkan suka duka menjadi anak perantau.

Saya belum mampu untuk membahagiakan ibu yang dengan susah payah melahirkan dan merawatku.Hanya permintaan maaf yang bisa kusampaikan untuk ibu untuk semua perbuatan saya yang seringkali membuat ibu kecewa bahkan sampai menjatuhkan air mata.Ibu terimakasih telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa dalam hidupku.Ibu bidadari yang akan tetap cantik dan hidup dalam sanubariku. Jerih payah ibu akan selalu kukenang sepanjang hidupku.

Ibu ku hebat.

Ibuku wanita berhati mulia.

Ibuku sangat berjasa bagiku!Bekerja tanpa lelah siang dan malam untuk kami anak-anaknya.Ibu, maafkan kami yang belum mampu untuk membahagiakanMu.Jangankan membahagiakan membuatMu tersenyum lepas saja rasanya belum mampu kami lakukan.Doakan kami ibu,terutama saya yang hidup ditanah orang,semoga saya selalu sehat dan cepat menyelesaikan pendidikan yang ditempuh saat ini dan mendapatkan pekerjaan yang baik agar bisa sedikit membalas jasa mu walaupun tak sebanding.

Memang, sesukses dan semapan pekerjaan apapun saya di masa yang akan datang saya tidak bisa mengganti dan membalas semua jasa dan waktu yang ibu habiskan untukku. Namun saya akan berusaha menjadi apa yang ibu harapkan dan semoga kebaikan dan jasa-jasamu dibalas oleh Tuhan yang maha Kuasa. Saya menyayangimu Ibu. Terima kasih telah merawatku.

I LOVE YOU MOTHER!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun