Trisia Lailyyus Sofi
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara
Dampak penggunaan gadget merupakan kasus serius yang perlu ditangani. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus anak yang mengalami kecanduan akibat terlalu sering menggunakan gadget. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia menyatakan bahwa ada 17 kasus anak yang mengalami kecanduan gadget pada 2013. Begitu juga dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa ada 42 kasus anak yang mengalami kecanduan gadget pada 2016 (Kominfo, 23/07/2018).
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa penggunaan gadget pada anak menimbulkan banyak pengaruh negatif. Pengaruh gadget terhadap anak benar – benar telah terbukti, baik dalam aspek kecerdasan, kesehatan, perilaku, maupun emosi anak. Salah satu pengaruh gadget dalam kesehatan adalah dapat menimbulkan masalah pada penglihatan, cidera pada tulang belakang karena posisi duduk yang kurang baik saat memainkan gadget, mengalami masalah pertumbuhan, dan paparan radiasi yang ditimbulkan akibat bermain gadget bisa membuat anak beresiko ADHD atau autisme pada anak – anak.
Menurut Osland dalam Effendi (2013) mengemukakan bahwa gadget merupakan sebuah istilah dalam Bahasa Inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi. Gadget sendiri dapat berupa komputer atau laptop, tablet, PC, dan juga telepon seluler atau smartphone. Sedangkan menurut Syahudin (2019) mengatakan bahwa gadget adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia, seperti telepon genggam, computer, tablet, dan lain – lain.
Sementara itu, Fauziddin (2016) mengungkapkan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berusia 0 – 6 tahun. Sejalan dengan pendapat prastisi (2008) yang mengatakan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berusia 0 – 6 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei selama 3 tahun bahwa anak di Indonesia hanya 17,66% yang menyukai kegiatan membaca maupun belajar. Sisanya lebih menyukai menonton televisi atau memainkan gadget yang bersifat hiburan, seperti film kartun, sinetron atau video youtube seperti yang diungkapkan oleh Mubarok (2017). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika ditemukan bahwa ada 98% anak tahu tentang internet dan 79,5% diantaranya adalah pengguna internet.
Gadget memberikan dampak negatif terhadap interaksi sosial anak. Adapun dampak negatif yang dirasakan oleh anak yaitu dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, dalam perkembangan mental, anak akan menjadi lebih agresif, komunikasi anak dengan orang tua ataupun orang – orang disekelilingnya akan memburuk.