Mohon tunggu...
Trisanti
Trisanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gadis pencinta aksara juga penikmat senja dan es krim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seni Menemukan Diri Sendiri Diantara Kata

22 Januari 2025   19:48 Diperbarui: 22 Januari 2025   19:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest.com

Hidup sering kali seperti teka-teki. Ada kalanya hati terasa sesak, pikiran terasa berat, dan kata-kata dalam kepala terus berputar tanpa tahu ke mana harus pergi. Atau dimana kita merasa tidak mampu memahami diri sendiri, apalagi orang lain. Dalam momen-momen seperti itu, menulis menjadi pelarian yang sederhana namun begitu menenangkan. Tanpa harus dinilai, tanpa harus dipahami, tulisan memberi kita ruang untuk bebas mengekspresikan segala hal yang tak mampu diucapkan.

Bagiku, menulis bukan sekadar merangkai kata-kata. Namun, lebih dari itu, menulis adalah terapi. Sebuah cara untuk mengurai keruwetan pikiran, memahami emosi, dan menemukan kelegaan. Menulis menjadi cara untuk mengenali diri sendiri lebih dalam, dan jalan menuju ketenangan. Saat tinta pena menari di atas kertas atau jari-jemari mengetik di layar, emosi yang tak tersampaikan menemukan jalannya.

Menulis sering dianggap sebagai aktivitas kreatif, tetapi lebih dari itu, ia adalah teman setia yang siap mendengarkan. Tidak peduli apa yang kamu tulis —cerita pendek, puisi, atau hanya catatan harian sederhana— semuanya adalah bagian dari proses penyembuhan. Dalam setiap kata, ada perasaan yang terurai; dalam setiap paragraf, ada jiwa yang dirajut kembali.

Apa Itu Terapi Jiwa Melalui Menulis?

Terapi menulis atau expressive writing adalah kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam kata-kata sebagai bentuk pelepasan emosi. Bukan soal indah atau tidaknya tulisan, melainkan soal keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri. Melalui menulis, kita diajak untuk mendengarkan suara hati yang mungkin selama ini tertutup oleh bisingnya dunia.

Mengapa Menulis Membantu Jiwa?

1. Melepaskan Beban Emosi. Menulis seperti berbicara dengan teman terbaik. Ia menerima semuanya —marah, sedih, bahagia— tanpa menghakimi.

2. Memahami Pikiran yang Berantakan. Saat menulis, kamu bisa melihat lebih jelas apa yang sebenarnya kamu rasakan.

3. Mengurangi Tekanan Batin. Dengan menuliskan masalah, kita memberi ruang bagi pikiran untuk bernapas.

4. Menciptakan Makna. Dalam setiap pengalaman, menulis membantu kita menemukan hikmah yang mungkin sebelumnya tersembunyi.

Bagaimana Memulainya?

Jika kamu belum terbiasa menulis, jangan khawatir. Mulailah dari langkah kecil:

1. Buat Jurnal Harian. Tidak perlu cerita panjang. Cukup tuliskan apa yang kamu rasakan hari itu.

2. Daftar Rasa Syukur. Sebelum tidur, tulis tiga hal yang membuatmu bersyukur hari ini.

3. Surat untuk Diri Sendiri. Tulis surat untuk dirimu di masa lalu atau masa depan. Jadikan itu ruang refleksi.

4. Tulisan Kreatif. Jika kamu suka, tuangkan emosimu ke dalam puisi, cerpen, atau bahkan cerita panjang.

Sumber: Pinterest.com
Sumber: Pinterest.com

Menulis untuk Bahagia

Tidak ada aturan pasti dalam menulis. Yang terpenting, biarkan ia menjadi tempat untukmu merasa bebas. Terkadang, kita tidak butuh solusi dari orang lain, hanya tempat untuk meluapkan segala hal. Dan menulis selalu ada untukmu.

Cobalah. Ambil pena, buku, atau laptopmu. Luapkan semuanya. Dalam setiap kata yang kamu tulis, kamu sedang merajut jiwa yang mungkin pernah terasa rapuh. Menulis bukan hanya soal membuat karya, tapi juga cara untuk mencintai diri sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun