Mohon tunggu...
tri samini
tri samini Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Karangdowo

Hobi saya membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.2 Pemimpinan dalam Pengelolaan Sumber Daya

16 Mei 2023   14:19 Diperbarui: 16 Mei 2023   14:20 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. SMAN 1 Karangdowo

Oleh : Tri Samini,S.Kom.,M.Pd

Pada Kesempatan kali ini saya akan menuliskan mengenai refleksi kegiatan pelatihan Calon Guru Penggerak yang sudah saya lalui, khususnya pada modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, ada banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh selama kegiatan tersebut. Dalam pembuatan jurnal kali ini saya menggunakan Model 5: Connection, Challenge, Concept, Change (4C) yaitu model refleksi yang dikembangkan dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran.

Connection.

Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran sebagai guru penggerak?

Peran saya sebagai CGP memiliki keterkaitan dengan modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya yaitu antara lain yaitu :

  • Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dan pemimpin ekosistem sekolah seorang guru CGP harus mampu mengelola ekosistem sekolah
  • Seorang guru penggerak dapat memberdayakan dan mengelola sumber daya yang ada di sekolahnya baik itu sumber daya biotik maupun abiotik
  • Seorang guru penggerak dapat mengembangkan ekosistem sekolah dengan melakukan pendekatan berbasis aset dengan  memanfaatkan sumber daya yang dimiliki  sehingga dapat mengembangkan kekuatan dan potensi yang dimiliki sekolah.
  • Seorang guru penggerak dapat menggerakkan seluruh komunitas untuk berkolaborasi demi kepentingan murid
  • Seorang guru penggerak dapat mengoptimalkan aset yang dimiliki sekolah sebagai modal utama dalam membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila
  • Sebagai pemimpin pembelajaran guru penggerak harus dapat memetakan modal utama untuk mewujudkan visi sekolah
  • Bersama dengan warga sekolah mengupayakan peningkatan kapasitas pemanfaatan aset yang dimiliki sekolah
  • Guru penggerak harus dapat menjadi coach bagi guru lain dalam memetakan dan menemukenali hal -- hal positif yang dimiliki sekolah agar seluruh aset yang dimiliki sekolah dapat dimanfaatkan secara optimal
  • Guru penggerak harus mampu mengoptimalkan modal manusia (Murid) dengan pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga terwujud kepemimpinan pada murid

Challenge

Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dengan praktik yang telah dijalani selama ini?

Selama ini dalam disela - sela mengajar atau di dalam rapat sekalipun yang dibahas adalah kekurangan murid atau masalah murid. Dalam pembahasan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan sering dibahas kekurangan atau kegagalan yang terjadi pada kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya sehingga diskusi tidak fokus pada apa yang akan dilakukan untuk melaksanakan program dengan fokus pada kekuatan yang ada disekolah namun membahas kegiatan yang telah berlalu, mengapa kegiatan tidak berhasil, mengapa tidak sesuai harapan, apa yang gagal?

Concept

Ceritakan konsep -- konsep yang telah dipelajari yang penting untuk diterapkan sebagai guru penggerak dan setelah menjadi guru penggerak!

Sekolah sebagai ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (Unsur yang hidup) dan abiotik (Unsur yang tak hidup) Kedua unsur saling berinteraksi satu sama lainnya, mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis sehingga akan tercipta ekosistem pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

  • Murid
  • Kepala Sekolah
  • Guru
  • Staf/Tenaga Kependidikan
  • Pengawas Sekolah
  • Orang Tua
  • Masyarakat sekitar sekolah
  • Dinas terkait
  • Pemerintah Daerah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:

  • Keuangan
  • Sarana dan prasarana
  • Lingkungan alam

Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Green & Haines (2010) menjelaskan kecenderungan cara pandang yang menggunakan pendekatan berbasis kekuatan dengan pendekatan berbasis aset sebagai berikut: Fokus pada aset dan kekuatan, Membayangkan masa depan, Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, Melaksanakan rencana aksi yang sudah di programkan. Mengidentifikasi modal sebagai aset utama dan mengelola pemanfaatannya dengan mengoptimalkan potensi dan kekuatan yang dimiliki sekolah.

Asset-Based Community Development (ABCD) disebut juga dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA). Pendekatan PKBA menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Pendekatan ABCD (Asset Based Community Development) digerakkan oleh seluruh pihak yang ada dalam komunitas, akan terlihat 10 karakter yang muncul jika sekolah menggunakan pendekatan ini dan ada 7 aset utama sebagai modal utama dalam satu komunitas yaitu modal manusia, modal sosial,modal fisik,modal lingkungan/alam,modal finansial,modal politik dan modal agama dan budaya

Salah satu peran dari calon guru penggerak adalah menjadi pemimpin pembelajaran. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat menjadi manager yang  baik di sekolah, bisa menjadi contoh bagi bawahannya, mempunyai rasa empati yang tinggi, mempunyai visi dan misi yang jelas demi kemajuan sekolah. memiliki jiwa bertanggungjawab dan sifat mengayomi kepada anggotanya.

Change

Apa perubahan dalam diri yang terjadi setelah mempelajari materi ini?

Perubahan yang akan saya lakukan adalah dengan menggali kemampuan dalam menjadikan sekolah sebagai ekosistem disebuah komunitas dimana terjadi interaksi anatar faktor biotik dan abiotik, melakukan pendekatan berbasis aset dengan mengelola 7 modal atau aset yang dimiliki sekolah untuk meningkatkan mutu, kualitas pendidikan sehingga visi dan misi sekolah yang berpihak pada murid dapat terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun