Mohon tunggu...
tri samini
tri samini Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Karangdowo

Hobi saya membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 April 2023   14:43 Diperbarui: 16 April 2023   15:04 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dalam mengambil keputusan sebagai guru wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada murid dan bertanggung jawab. Selain kita dapat membedakan dilemma etika atau bujukan moral. Pengelolaan sosial emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik. Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, dan kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, sehingga dalam pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan terobosan yang inovatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap pengambilan keputusan. Dimana keputusan yang diambil menggunakan 4 paradigma dilema etika juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dilingkungan sekolah tidak terlepas dari masalah -- masalah yang muncul  karena berhadapan dengan orang banyak dan dari latar belakang yang beragam. Seorang guru sangat memerlukan keterampilan dalam menjalin hubungan sosial dan mengambil sebuah keputusan. Oleh karena itu, ketika saya harus menghadapi masalah dan diminta mengambil suatu keputusan maka saya berbegang teguh bahwa keputusan perlu berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal,kepentingan murid dan rasa tanggung jawab dan saya  akan mengkajinya dengan menelisik nilai-nilai kebajikan mana yang bertentangan, kemudian menelusuri siapa yang terlibat, serta akan melakukan pengujian benar lawan salah, benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi dengan menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, akan menginvestigasi apakah unsur opsi trilema, baru mengambil keputusan, dan yang terakhir mengujinya dengan melihat lagi dan merefleksi keputusan yang diambil.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan  warga sekolah dengan tetap  memperhatikan nilai dan norma yang diyakini, dan tetap memperhatikan sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan, dimana didalamnya terkandung nilai-nilai universal, empat paradigma pengambilan keputusan, serta tiga prinsip pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang diambil segogyanya yang sejalan dengan visi misi sekolah, dan budaya positif yang ada disekolah sehingga akan tercipta kondisi dan lingkungan  yang  positif , kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan terkadang sulit dilakukan adalah karena terbentur dengan perubahan paradigma atau budaya yang berlaku di lingkungan sekolah. Kebiasaan- kebiasaan yang menjadi budaya tidak mudah dilakukan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan ini. Harus dengan kehati-hatian, karena akan menyakiti banyak pihak/ pihak yang terlibat. Tentu disadari atau tidak sebuah keputusan tidak dapat mengakomodir kepentingan semuanya.Pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid tentu belum semua memahaminya. Minimnya kemampuan ini akan mempengaruhi keputusan yang akan kami ambil. Untuk mengatasi hal tersebut yang akan saya lakukan adalah belajar dan selalu berkolaborasi untuk mendapatkan keputusan yang dapat diterima oleh semua pihak.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Salah satu Filosofi Pemikiran Kihajar Dewantara yaitu  menghamba pada anak. Sehingga anak memperoleh kemerdekaan dalam proses belajarnya, kita sebagai pendidik bertugas untuk menuntun murid. Perubahan paradigma tentang pendidikan yang menuntun murid tentu mempengaruhi pola pengajaran di kelas. Merdeka belajar intinya belajar yang berpihak pada murid, yang memperhatikan kebutuhan belajar murid. Oleh karena itu, keputusan yang diambil menuntun murid sesuai kemampuan atau kodrat alam maupun zamannya. Kehadiran guru di dalam kelas, mengajak murid menyadari potensinya, menambah kepercayaan dirinya, menjadi temannya, serta menggali potensi terbaiknya. Sehingga, tujuan yang ingin dicapai yaitu keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya dapat tercapai.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun