Mohon tunggu...
Tri Puspita Sari
Tri Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswi yang sedang menjalankan studi di UIN Raden Intan Lampung, Saat ini saya berada di semester 4 jurusan Akuntansi Syariah fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Modal Kerja dalam Syari'ah

9 April 2023   12:37 Diperbarui: 9 April 2023   19:17 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perusahaan atau pelaku usaha dalam menjalankan usahanya sangat memerlukan modal kerja yang digunakan sebagai penunjang kegiatan operasional mereka. Dengan adanya modal kerja pelaku usaha dapat memaksimalkan hasil peroduksi dan penjualan sehingga sangat menentukan pencapaian profitabilitas. Maka dari itu, pelaku usaha sangat  perlu memahami kebijakan serta manajemen modal kerja yang efektif dan efisien untuk menopang tujuan usaha mereka. Dalam artikel ini penulis akan membahas mengenai modal kerja dalam perspektif syariah.

Bagaimana konsep modal kerja yang sesuai dengan syariah?

Secara bahasa harta atau modal dikenal dengan al-amal atau al-amwal. Sedangkan menurut istilah harta atau modal adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan bisnis, pinjaman, hibah, ataupun konsumsi. Menurut Sudjana dan Berlian modal kerja merupakan kelompok dari aktiva lancar yang dapat digunakan sebagai investasi yang dapat berputar untuk digunakan sebagai pelaksanaan suatu usaha.  

Penggunaan modal kerja salam konsep ekonomi Islam yaitu modal harus terus berkembang agar sirkulasi uang tidak terhenti, karena jika modal atau uang itu terhenti maka uang tersebut tidak mendatangkan manfaat bagi orang lain. Jika modal tersebut diinvestasikan dan digunakan sebagai pelaksanaan bisnis maka uang tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi orang lain misalnya penyerapan tenaga kerja (membuka lapangan pekerjaan).

Penggunaan modal kerja dalam praktek perusahaan dapat dilakukan dengan cara: 1) pengeluaran untuk upah, gaji, serta biaya operasional, 2)pengeluaran pembelian bahan baku, 3)menutupi kerugian penjualan surat berharga, 4) pembelian aktiva tetap.

Adapun manfaat dari adanya manajemen modal kerja antara lain: 1) memenuhi profitabilitas perusahaan, 2) dapat memenuhi kewajiban, 3) memperoleh tambahan dana, 4)meningkatkan penjualan dan laba, 5) meningkatkan penggunaan aktiva lancar, 6) melindungin dari terjadinya krisis modal.

Apa saja komponen dan jenis-jenis modal kerja?

Menurut A.W. Taylor jenis modal kerja antara lain:

Modal kerja permanen : merupakan modal kerja yang harus selalu ada dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya seperti modal kerja primer, dan modal kerja normal.

Modal kerja variabel : merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu berubah sesuai dengan keadaan perusahaan seperti modal kerja musiman dan modal kerja siklus.

Modal kerja darurat : merupakan modal kerja yang dibutuhkan saat terjadi hal diluar kendali perusahaan.           

Dalam modal kerja terdapat komponen-komponen sebagai berikut:

Kas : kas adalah salah satu sumber modal kerja yang tinggi likuiditasnya. Kas sangat diperlukan karena akan berpengaruh pada kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

Surat Berharga : surat berharga termasuk dalam modal kerja karena salah satu elemen aktiva lancar  yang memiliki jangka pendek sehingga dapat segera dijual dalam bentuk uang.

Piutang : piutang dapat menjadi modal kerja karena piutang merupakan sejumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak lain sebagai bentuk dari  hasil penjualan barang atau jasa perusahaan tersebut.

Apa yang dimaksud dengan pembiayaan modal kerja?

Dalam perbankan syariah, pembiayaan modal kerja (PMK) yaitu membiayaan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha dalam meningkatkan produksi secara kuantitatif (jumlah hasil produksi) ataupun secara kualitatif (kualitas hasil produksi) dan dapat digunakan sebagai modal perdagangan sebagai peningkatan utility of place barang produksi tersebut.

Pembiayaan modal kerja (PMK) syariah merupakan pembiayaan yang diberikan bank syariah dalam jangka waktu tertentu yang diberikan kepada pihak perusahaan atau UMKM yang bertujuan untuk memberikan kebutuhan modal kerja usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu yang disepakati pihak bank syariah dan pelaku usaha untuk pembiayaan modal kerja (PMK) ini maksimal 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan.

Pembiayaan modal kerja (PMK) syariah dalam perbankan syariah dibagi berdasarkan jenis akad yaitu PMK Mudharabah, PMK Salam, PMK Istishna, PMK Murabahah, dan PMK Ijarah.

Modal kerja sangat diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Penggunaan serta perputaran modal yang baik maka akan menghasilkan output (profitabilitas) yang baik pula dalam perusahaan. Dalam konsep islam, modal yang terus berputar untuk kegiatan usaha dapat mendatangkan manfaat bagi orang lain seperti terbukanya lapangan pekerjaan. Dalam dunia perbankan syariah, terdapat pembiayaan modal kerja yang dilakukan sesuai akad-akad syariah untuk mendukung kegiatan usaha atau bisnis para pelaku usaha (perusahaan makro maupun UMKM) seperti PMK Mudharabah, PMK Salam, PMK Istishna, PMK Murabahah, dan PMK Ijarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun