"Jangan hanya berharap diberi dari orang lain. Kita juga punya kekuatan. Mari kita bekerja dan berharap saja kepada Gusti Allah. Siapa menanam, akan menuai hasilnya. Bila kita mau bekerja keras maka kita tentu bisa memetik hasil," demikian seru Kang Titut.
Agrowisata Purbadana
Kang Titut pada kesempatan itu juga memohon restu kepada Pak Wabup, Pak Camat, Pak Kades, serta semua hadirin, bahwa di tempat ini warga membuka sebuah paket wisata yang menarik, yaitu Agrowisata Purbadana.
Nama Purbadana diambil dari nama leluhur warga Desa Pangebatan yang dimakamkan di bawah pohon asem di dekat lahan pertanian itu.
"Di Argowisata Purbadana, cukup dengan Rp 10.000 saja pengunjung dapat memilih dan memetik sendiri satu hasil bumi yang diinginkan. Selain itu juga memperoleh bibit tanaman, plus fasilitas tambahan berupa minum teh dengan gula merah sekadarnya. Para pengunjung tidak perlu khawatir kehabisan, disini para petani memiliki pola tanam yang teratur, sehingga lahan bisa dipanen pada setiap Minggu," ujar Kang Titut.
Seusai memetik hasil bumi panen singkong dan ubi, rombongan kemudian beranjak menuju lahan kacang tanah.
Di dekat lahan tersebut sudah tersedia aneka jenis makanan daerah yang biasa dijual di pasar tradisional, yaitu inthil, gronthol, awug-awug, klepon, dan wedang asem. Semua merupakan hasil olahan dari ibu-ibu para petani Desa Pangebatan.
Untuk menambah semarak acara, sebelum menikmati sajian itu Kang Titut lebih dulu mengajak Pak Wabup dan hadirin menyanyi satu lagi lagu karya Kang Titut. Kali ini yang berjudul "Mbok Saminah".
Setelah menikmati sajian makanan dan minum wedang asem dari pohon asem yang ada di kawasan tersebut, Pak Wabup didampingi Pak Camat dan Pak Kades memanen kacang tanah.
Puncak Acara
Semua hasil bumi telah dipanen, tibalah pada puncak acara. Sebagai puncak acara Kang Titut mengajak semua yang hadir untuk berkumpul.
"Kegiatan ini dilakukan sebagai sarana mengumpulkan pejabat, dan warga desa, untuk berkumpul dan memohon kepada Gusti Allah. Berharap dan berdoa kepada Gusti Allah, agar pada  bulan Muharram yang bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia ini, semoga wabah Corona yang telah menjadi pagebluk ini Gusti Allah segera kembalikan. Semoga wabah Corona segera berakhir!" ujar Kang Titut.
Ia kemudian menyiramkan beras kunir ke tubuh Kang Medi seorang seniman warga setempat.