Seperti sudah aku ceritakan dalam tulisanku berjudul Gores Pitulasan di Bumi Kendalisada, para seniman lukis Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga beberapa waktu telah mengadakan kegiatan untuk memperingati hari proklamasi kemerdekaan RI ke-75.
Kegiatan tersebut berupa upacara bendera yang dilanjutkan dengan acara melukis bareng di lokasi tersebut. Ada lebih dari duapuluhan pelukis mengikuti kegiatan ini, dari komunitas Seniman Pelataran Banyumas dan juga Umbaran Purbalingga.
Aku berkesempatan dapat menyaksikan langsung kegiatan yang mereka sebut Gores Pitulasan itu, dari upacara bendera hingga acara melukis bersama selesai pada sekitar pukul 16.00. Dan aku terkesan dengan kegiatan yang mereka lakukan.
Mengungkapkan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Berkreasi di bidang seni lukis adalah satu cara dari sekian banyak pilihan yang bisa dilakukan.
Aku sempat berbincang dengan beberapa pelukis disini. Satu diantaranya yang sangat mengesankan adalah Eyang Jati (Sedjatiningsih). Beliau adalah satu-satunya pelukis perempuan yang mengikuti kegiatan Gores Pitulasan.
Di usianya yang telah menginjak angka 78, hidup berkesenian sudah mengalir kental dalam darahnya. Itu terlihat dari semangatnya dalam berkesenian yang sungguh luar biasa. Ia menikmati proses melukis sebagai bagian dari relaksasi yang menyegarkan, mendekatkan diri dengan alam, dan sebagai bentuk ungkapannya mengagumi keindahan ciptaan Tuhan.
Menurutnya, berkesenian adalah semacam kebutuhan rohani bagi manusia. Dengan melukis, seorang seniman akan mencurahkan perhatiannya pada objek lukisan, melihat secara detail dan menemukan perspektif yang bisa ditumpahkan pada kain kanvas atau media lainnya.
Melukis bersama pada suatu saat seperti Gores Pitulasan ini bagi Eyang Jati merupakan semacam pertemuan dengan saudara-saudaranya. Dan aku pun bisa merasakannya.
Aku juga sempat berbincang dengan Mbah Hadiwijaya, Ki Mugo, Kang Yus, Kang Jonthe, dll. Dari mereka aku kemudian bisa mencatat beberapa manfaat dari hidup berkesenian sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan rohani
Seperti disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berkesenian itu menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya, dengan kata dasar seni.
Jadi siapapun itu walaupun mungkin bukan seniman tapi bila ia mengalami dan menikmati indahnya lantunan musik, deburan ombak, kicauan burung, lukisan, dsb. maka pada hakikatnya ia sedang berkesenian untuk memenuhi kebutuhan rohani.
2. Menghargai hasil karya orang lain
Mengagumi karya seni yang dibuat oleh orang lain itu pada dasarnya adalah menghargai hasil karya orang lain. Inilah satu manfaat hidup berkesenian bagi manusia yang kita butuhkan dalam hidup bermasyarakat, yaitu memperhalus budi pekerti manusia.
Dalam seni rupa, kita mengenal banyak aliran seperti naturalisme dan ekspresionisme. Semua menjadi indah bila kita bisa menghargai hasil karya orang lain. Nilai moral yang bisa kita petik dari berkesenian adalah menghargai pandangan orang lain yang mungkin berbeda dengan kita. Hal ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Mendokumentasikan peristiwa
Salah satu manfaat dari berkesenian adalah mendokumentasikan peristiwa yang terjadi.
Sebuah karya seni lukisan dapat memiliki nilai lebih karena mampu menggambarkan suatu kejadian atau menghadirkan imajinasi yang terinspirasi dari sebuah kejadian, yang disertai dengan suatu emosi dari sang pelukis yang menyaksikan peristiwa itu.
Berbagai karya seni dari pelukis Indonesia pada masa perjuangan misalnya, bahkan mampu membakar semangat para pejuang untuk membela tanah air.
Lukisan "Memanah" karya Hendrik Hermanus Joel Ngantung atau juga dikenal dengan nama Henk Ngantung  misalnya, dapat memberikan inspirasi kepada Bung Karno dalam memberikan semangat kepada para pemuda untuk merebut kemerdekaan.
4. Bagian dari peradaban manusia
Kesenian tak bisa lepas dari hidup manusia. Tidak bisa diharapkan lahirnya peradaban dari hidup yang tanpa menghargai kesenian.
Setiap orang memiliki bakat dan cara sendiri untuk berkarya. Siapa pun dapat berbuat sesuatu untuk bangsanya melalui kemampuan masing-masing, tidak terkecuali orang-orang yang mengabdikan dirinya dengan menjadi seniman.
Hidup berkesenian dengan demikian adalah juga suatu cara untuk berjuang mengisi kemerdekaan.
Berikut ini adalah video yang aku buat, memperlihatkan suasana upacara bendera waktu itu, wawancara dengan koordinator kegiatan, wawancara dengan beberapa seniman dan juga wawancara dengan Eyang Jati.Â
Beberapa hal dalam perbincangan memang tidak terekam, aku berharap semoga tulisan ini dapat melengkapinya.
Selamat menyaksikan. Dirgahayu Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H