Sementara kecerdasan spiritual adalah menyangkut kemampuan memilah informasi yang baik dan tidak baik sesuai moralitas.Â
Gemar menyebarkan informasi yang mengundang perselisihan dan permusuhan, atau gemar menyebarkan foto-foto dan video korban pembunuhan atau korban tindak asusila misalnya, adalah gejala tidak memiliki rasa empati kepada sesama (dalam hal ini terhadap korban) yang merupakan tanda tumpulnya kecerdasan spiritual.
Informasi palsu mudah dipercaya oleh masyarakat yang tumpul kecerdasannya
Realitas yang kita hadapi saat ini adalah lebih banyak pengguna media sosial mudah mempercayai informasi-informasi sensasional yang belum tentu sesuai fakta, yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dan parahnya lagi, informasi palsu tersebut kembali dibagikan oleh orang-orang tertentu, yang menurut saya memiliki motivasi antara lain sbb.
1. Informasi dibagikan oleh orang yang memiliki pengaruh, termasuk disini adalah para tokoh publik.
Sebuah informasi yang dibagikan oleh tokoh masyarakat, biasanya akan langsung dipercaya oleh para pendukungnya. Mereka akan langsung membagikan dan cenderung tidak mau melakukan cek dan konfirmasi lebih dulu. Apalagi kalau dalam pesan tersebut dicantumkan kata-kata seperti: viralkan, bagikan sebanyak-banyaknya, dsb.Â
2. Merasa perlu membagikan informasi tersebut karena butuh perhatian.
Sebuah informasi palsu sering dibagikan oleh orang yang merasa ingin berbuat sesuatu untuk kelompoknya. Mereka tidak peduli bahwa informasi ini memberikan manfaat atau tidak, yang dia harapkan hanyalah perhatian, dan oleh karena itu mereka cenderung tidak mau melakukan cek dan konfirmasi lebih dulu. Â
Apakah di group media sosial yang anda ikuti ada yang suka menyebarkan hoax? Mungkin dia melakukan itu karena butuh perhatian saja. Mungkin saja kan? He he he...
3. Tidak tahu bahwa informasi tersebut adalah informasi palsu.