Mohon tunggu...
Try Raharjo
Try Raharjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Republik

Subscribe ya dan like channel YouTube punyaku youtube.com/c/indonesiabagus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rocky Gerung dan Moralitas Tokoh Publik dalam Menghadapi Pandemi

6 Agustus 2020   12:31 Diperbarui: 6 Agustus 2020   12:32 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musibah apapun bentuknya haruslah memberikan hikmah bagi siapapun. Tidak hanya menjadi azab atau hukuman, wabah atau bencana sejatinya dapat memberikan banyak hikmah dan pelajaran yang berharga bagi umat manusia yang beriman dan berakal.

Pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih menjadi momok dalam kehidupan manusia sebenarnya merupakan ujian bagi manusia. Kejadian ini dapat memiliki nilai aspek moral dan spiritual, bila kita mau menelaah dengan hati nurani kita.

Namun demikian tidak semua orang bisa memetik hikmah dan pelajaran dari sebuah musibah. Ada saja yang lebih asyik untuk menyalahkan orang lain sebagai penyebab datangnya musibah dan bencana.

Bagi saya, musibah harus dilihat dengan hati nurani, untuk dapat menghadapi masa depan dengan lebih baik. Tapi memetik hikmah dan pelajaran dari suatu perkara kejadian adalah suatu hal yang memang sulit dilakukan bila hati terlalu sibuk pada urusan duniawi. Sibuk mengejar status sosial, atau sibuk mengejar kebutuhan hidup duniawi yang sejatinya tak akan pernah bisa mencukupi hati manusia yang tak mengenal rasa puas.

Introspeksi menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memetik hikmah dan pelajaran dari berbagai peristiwa di sekitar kita, khususnya dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19.


Dari apa yang dilakukan oleh beberapa tokoh publik dalam menyikapi musibah pandemi Covid-19, saya mencatat beberapa hal sebagai berikut.

1. Berbicara tanpa dasar argumentasi yang jelas, sesuai dengan data
.

Menuduh seseorang tanpa bukti dan tanpa fakta adalah hal yang tidak dibenarkan oleh nilai luhur atau nilai ajaran moral dari agama atau kepercayaan manapun. Apalagi bila itu termasuk fitnah yang merupakan suatu bentuk kejahatan kemanusiaan yang dilarang oleh ajaran agama. 

Saya bisa ambil satu contoh saja disini. Menuduh Jokowi melakukan prostitusi politik seperti yang dilakukan Rocky Gerung baru-baru ini menurut saya adalah tuduhan yang tidak memiliki dasar argumentasi yang jelas, dan sarat kepentingan politik.

2. Berbicara di luar kapasitas.

Ada kebiasaan yang buruk dilakukan oleh beberapa tokoh publik dalam menghadapi persoalan, yaitu berbicara diluar batas kapasitasnya.

Seperti misalnya yang baru-baru ini menjadi perbincangan orang: Penjual jamu berbicara pada bidang medis, bahkan parahnya menyebut diri sebagai profesor. Atau juga seperti yang dilakukan oleh seseorang dengan kapasitas sebagai musisi malah berbicara mengenai dunia medis dan konspirasi politik.

3. Cacat Moral, Tidak Bisa Diteladani

Salah satu ciri dari orang yang cacat moralnya adalah tidak menunjukkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moralitas yang diperjuangkannya.

Berbicara mengenai perjuangan demokrasi tetapi tidak menghormati hasil dari proses demokrasi adalah menunjukkan suatu hal yang bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam prinsip demokrasi. Seseorang yang mengaku berjuang untuk demokrasi, tapi tindakannya justru mengingkari hasil demokrasi adalah menunjukkan sikap yang tidak pantas untuk dijadikan sebagai teladan.

***

Apa yang saya uraikan di atas hanya beberapa hal yang kemudian membuat saya berkesimpulan bahwa ilmu tanpa etika menjadikan seseorang dapat menderita cacat moral. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki seseorang, tanpa dilengkapi moral dan etika hanya akan berakibat menurunkan kredibilitas dan martabat dirinya.

Saya yakin masih banyak orang yang memiliki moral dan niat tulus dalam bekerja sesuai bidangnya masing-masing, untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.

Sekian. Salam kebajikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun