Mohon tunggu...
Try Raharjo
Try Raharjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Republik

Subscribe ya dan like channel YouTube punyaku youtube.com/c/indonesiabagus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangat Kebangsaan Umat Islam untuk Indonesia

4 Agustus 2020   20:46 Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:31 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puncak peringatan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia sudah di depan mata. Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno sudah mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat untuk memasang dan mengibarkan bendera merah putih secara serentak di seluruh Indonesia mulai tanggal 1-31 Agustus 2020. Apakah anda sudah mengibarkan bendera merah putih?

Saya kira sudah waktunya kita kembali berbicara tentang makna dari kemerdekaan yang kita dapatkan hingga hari ini.

Pembaca yang budiman,

Indonesia terbentuk dari rasa senasib dan sepenanggungan seluruh rakyat Indonesia, untuk meningkatkan derajat kemanusiaan dari belenggu penjajahan.

Perjuangan memperoleh kemerdekaan itu bukan dilakukan oleh kelompok perseorangan atau golongan, tapi merupakan sebuah perjuangan yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia.


Semangat persatuan dan kesatuan itu menjiwai seluruh perjuangan bangsa, yang menyingkirkan egoisme kelompok dan menyingkirkan kepentingan pribadi serta golongan.

Persatuan dan kesatuan seluruh komponen yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi jiwa penggerak bagi terbentuknya negara Indonesia dan terhadap keberadaan Indonesia hingga hari ini dan untuk masa depan.

Harus diakui bahwa semangat untuk meraih kemerdekaan itu juga didorong oleh kesadaran religius untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara berdaulat. Namun demikian para perintis kemerdekaan di Indonesia menyadari makna dari negara berdaulat yang adil, makmur dan mampu melindungi serta menghargai nilai-nilai kemanusiaan seluruh warga negara, dengan tidak membeda-bedakan warga negara atas dasar perbedaan agama / kepercayaan, dan sukubangsa yang dimiliki.

Semangat kebangsaan itu sangat disadari oleh para tokoh bangsa diantaranya adalah KH Hasyim Asy'ari (1871- 1941) yang mencetuskan pernyataan hubbul wathon minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman) pada tahun 1915, tiga puluh tahun sebelum akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa diantara kita mungkin ada yang menilai bahwa pernyataan hubbul wathon minal iman itu sekadar pernyataan normatif yang biasa saja, mudah dan bisa diucapkan oleh banyak orang. Tapi perlu diingat bahwa pada masa itu (1915) bentuk pemerintahan khilafah yaitu Turki Utsmani (Ottoman) yang merupakan sebuah otoritas Islam paling berpengaruh dan disegani masih berdiri, sementara Indonesia pun masih dibayangi oleh kekuatan kolonialisme.

Untuk KH Hasyim Asy'ari dengan kapasitas dan kredibilitas yang dimilikinya sebagai seorang ulama, pernyataannya pada masa itu (1915) memiliki tanggungjawab yang berat terhadap umat.

Sebagian kelompok umat Islam lain dengan berbagai alasan ada yang tidak menerima pernyataan tersebut, bahkan mungkin hingga kini. Mereka secara ekstrim menyebut itu sebagai petikan hadis palsu sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dalil.

Konsep mengenai wathon (tanah air) saja masih diperdebatkan. Pemahaman mengenai wathon dalam salah satu penafsiran menyebut bahwa itu semestinya merujuk kepada surga, sehingga hubbul wathon adalah semestinya dimaksudkan pada konteks mencintai surga. Lebih jauh, mereka mengatakan, tidak ada dalil bagi cinta tanah air (nasionalisme).

Sementara lainnya lagi mencari jalan tengah dengan mengatakan, kalimat itu memang bukan hadis, tapi hanya pernyataan seorang ulama.

KH Hasyim Asy'ari adalah seorang yang berpikiran terbuka dan berpandangan luas. Beliau kemudian melakukan banyak diskusi dengan banyak ulama dan cendekiawan Islam lain, mengenai ajaran Islam dan paham kebangsaan atau nasionalisme.

Keberagaman adalah anugerah yang diberikan Allah kepada Indonesia

Indonesia adalah negara yang sangat besar, bukan hanya meliputi wilayah di Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dll. Ada banyak sukubangsa, termasuk para pendatang dari berbagai ras dan etnis seperti India, Cina, Arab, dll.

Gerakan nasionalisme memang secara kultural memiliki karakteristik berbeda dengan Islam, tapi dapat dinilai sebagai sebuah kekuatan pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman.

Sejarah membuktikan, Indonesia hingga kini adalah sebuah hasil dari kesepakatan bersama para tokoh bangsa yang memiliki sikap dan pemikiran saling menghargai dan mengakui setiap perbedaan masing-masing.

Semangat cinta tanah air terhadap  Indonesia yang memiliki beragam sukubangsa, budaya dan adat istiadat itu adalah pada hakikatnya merupakan juga berkat rahmat Allah yang Mahakuasa kepada kita.

Semangat cinta tanah air itu bernilai strategis untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Tidak bermaksud membawa tulisan ini pada perdebatan asal usul kalimat hubbul wathon minal iman tersebut, saya hanya ingin kita melihat substansi yang terkandung pada kalimat hubbul wathon minal iman yang dicetuskan KH Hasyim Asy'ari.

Menurut saya, makna yang terkandung dalam hubbul wathan minal iman itu bagi umat Islam adalah selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang mencintai Mekah dan Madinah, sebagaimana diriwayatkan dalam banyak Hadis-hadis sahih.

Untuk melengkapi tulisan ini, berikut saya perlihatkan semangat nasionalisme yang terekam pada saat para pengurus dan keluarga besar Pondok Pesantren Darussaadah menyanyikan lagu kebangsaan kita Indonesia Raya, yang kemudian dilanjutkan dengan lagu-lagu pejuangan lainnya.


Pondok pesantren tersebut terletak di lereng selatan Gunung Slamet, sekitar 303 m dpl di wilayah Kecamatan  Cilongok, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Diasuh oleh Kyai Taufik Mubarok, pondok pesantren ini mengajarkan nilai-nilai cinta tanah air sebagai bagian dari kesadaran beragama umat Islam untuk menjaga keutuhan Indonesia.

Demikian sedikit hal yang saya bisa tulis mengenai semangat kebangsaan yang harus kita jaga semangatnya dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Bila terdapat kekurangan atau kekeliruan dari penafsiran saya dalam tulisan ini, saya harapkan masukan yang membangun dan meningkatkan pemahaman kita mengenai arti pentingnya semangat kebangsaan untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga bermanfaat.

Dirgahayu Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun