“Indonesia dalam hal ini probabilitas untuk resesinya adalah 3 persen. Tentu kalau dibandingkan dengan negara-negara lain jauh lebih kecil,” ujar Menkeu secara daring dalam Konferensi Pers APBN.
Berdasarkan survei Bloomberg tersebut, Menkeu menekankan bahwa probabilitas resesi Indonesia jauh lebih rendah jika dibandingkan Sri Lanka 85 persen, Eropa 55 persen, dan Amerika Serikat 40 persen.
“Eropa yang sekarang dihadapkan pada tidak hanya inflasi dan pengetatan monetary policy, tapi juga perang yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat di Eropa. Probabilitas Eropa mengalami resesi 55 persen,” kata Menkeu.
Probabilitas Indonesia juga lebih kecil jika dibandingkan dengan Jepang 25 persen, China 20 persen, Taiwan 20 persen, Malaysia 13 persen, Vietnam dan Thailand 10 persen, serta Filipina 8 persen.
“Jadi kita lihat di berbagai negara yang mereka dihadapkan pada dilema kenaikan inflasi tinggi dan pengetatan moneter kemudian akan menyebabkan pelemahan ekonomi, mereka dihadapkan pada kemungkinan munculnya resesi di negara tersebut,” ujar Menkeu.
Kondisi tersebut dikarenakan oleh aktivitas ekspor kita terhadap negara asing tidak begitu besar yang membuat dampak dari resesi tersebut tidak begitu besar pula terhadap kondisi perekomomian di Indonesia.
Dan seperti yang dikatakan oleh bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo kita harus waspada dan berhati-hati terhadap kondisi tersebut karena jika tidak begitu maka akan menjadi ancaman yang berarti bagi Republik Indonesia terutama di sektor perekonomian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H