Dalam surat QS ar-Ruum: 41
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Kembali kejalan yang benar, bila kita kaitkan dengan kata-kata sabdo palon noyo genggong " Bahwa suatu saat nanti orang jawa akan melupakan budayanya, akan melupakan leluhurnya, akan melupakan sejarahnya. Budaya spiritual jawa sudah sampai pada sarinya .... bagaimana kita bergaul dengan alam tidak hanya dari sisi materi tapi juga dari sisi imateri. bagaimana penghargaan manusia terhadap alam begitu baiknya, sehingga harmonisasi kehidupan berjalan dengan indah."
surat diatas sangat jelas bahwa kerusakan itu karena ulah manusia yang lupa dalam memanfaatkan bumi hanya untuk kepentingan pribadi yang menjadikan keserakahan. karena itulah gusti allah memberikan akibat bagi para perusaknya.
Dijelaskan dalam surat Asy-Syuara 26:5 Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
Bencana yang ada merupakan pengingat dan peringatan gusti allah agar kita kembali ke jalan yang benar.
Dalam ramalan SABDO PALON NOYO GENGGON yang merupakan penasihat prabu Brawijaya V mengatakan "Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya. Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda (budhi pekerti). Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widhi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.
Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.
Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.
Bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak. Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang susah hatinya. Saudagar selalu menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak seberapa. Orang tanipun demikian juga. Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.
Bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang menyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan. Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tapi siang hari banyak begal.