Mohon tunggu...
Trio Sumbodo
Trio Sumbodo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makasar dan Inovasi

31 Januari 2017   14:54 Diperbarui: 31 Januari 2017   15:58 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Fanpage Facebook Danny Pomanto

Inovasi menjadi kata kunci yang harus juga diterapkan dalam mengelola sebuah pemerintahan. Pengelolaan ide, gagasan, dan menuangkannya dalam sebuah gerakan yang melibatkan publik adalah jalan sebuah pemerintahan telah menjalankan tugas-tugasnya.

Hal ini dilakukan di Makassar. Kepemimpinan Muhammad Ramadhan Pomanto di kota ini adalah kepemimpinan yang penuh inovasi. Betapa tidak, sejumlah torehan gemilang telah dihasilkan. Danny Pomanto, sapaan akrab walikota yang berlatar belakang akademisi itu, kembali mencanangkan sebuah program yang di berinama BULo (Badan Usaha Lorong). Inovasi ini menjadi jawaban di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok yang dirasakan masyarakat.

Dengan cabai menjadi komoditi utama. Sudah dua tahun lalu program ini dicanangkan oleh Danny dan sudah satu tahun terakhir program ini di persiapkan secara matang. Hingga pada tahapan peresmian dengan penanaman 10.600 bibit cabai BULo oleh 10.600 orang yang dipimpin oleh Wali Kota Danny di Perumahan Griya Prima Tonasa, kecamatan Biringkanayya, Minggu, 29 Januari 2017. Ini merupakan langkah kongkrit yang kembali dibuat oleh sang walikota. Dengan pemanfaatan wilayah-wilayah lorong perkotaan Danny berupaya membuat kesejahteraan dan kenyamanan warga Makassar.

Ditengah-tengah mahalnya harga cabai akhir-akhir ini, tentu saja langkah yang dibuat Danny memiliki visi yang baik. Dengan harapan Makassar akan dijadikan sebagai kota produsen cabai nasional. Ada dua keuntungan yang diraih apabila program BULo dapat terlaksana, yakni dmapak ekonomi dan dampak lingkungan. Dari sisi ekonomi, hal ini akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat makassar. Dengan produksi cabai BULo dibeli oleh Pemkot Makassar, hasilnya akan dikembalikan ke masyarakat dengan pembagian 30% untuk deposito pendidikan agar anak - anak lorong dapat bersekolah hingga bangku perguruan tinggi.  Sebanyak 30% lainnya digunakan untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah) di lorong – lorong. Selebihnya 40% dinikmati oleh penggiat BULo.

Dampak Lingkungan

Sementara itu BULo juga akan berdampak pada aspek lingkungan di Kota Makassar. Jumlah lorong di Makassar yang  mencapai 7.526 lorong yang tersebar di 15 kecamatan, dan 153 kelurahan. Sebanyak 80% diantaranya telah bersolek diri lebih hijau, bersih, dan tertata seiring suksesnya program Longgar. Masyarakat yang bermukim di Longgar inilah yang nantinya menjadi penggiat BULo di lorong - lorong. Masalah yang biasanya terjadi di kota-kota besar adalah penataan lingkungan masyarakatnya, hal ini yang kemudian dibuktikan oleh Danny.

Kota-kota besar di Indonesia biasanya hanya berfokus pada kegiatan yang bertentangan dengan pertanian. Dengan alasan keterbatasan lahan, hal ini yang kemudian membuat enggan pemerintah daerah untuk mencoba memulai sesuatu yang baru. Danny Pomanto mencoba membuktikan hal tersebut. Dengan kondisi di perkotaan, Danny mampu membuka ruang-ruaang pertanian yang menghasilkan beberapa manfaat baik ekonomi maupun lingkungan. Dengan dimanfaatkanya lorong-lorong, dengan cabai yang menjadi komoditi utama. Analisa tentang kelangkaan dan mahalnya harga cabai yang dijadikan acuan Danny memilih cabai. Harapannya, Makassar akan benar-benar menjadi kota produsen nasional penghasil cabai.

Danny yang berlatar belakang seorang akademisi, benar-benar menggunakan analisa-analisa yang tajam. Hal ini terbukti salah satunya dari program BULo nya ini, program yang sangat visioner dan memiliki dua manfaat perihal kesejahteraan dan lingkungan. Danny berhasil mendudukan dua hal yang biasanya bertentangan di dunia industri. 

Dengan Analisa dan semangat yang kuat, Danny terus menaruh harapan besar pada kemajuan Kota Makassar yang kali ini ditargetkan dapat menjadi kota produsen nasional penghasil cabai. Sekali lagi, kota pun mampu membuka ruang-ruang pertanian dan menjadikannya sebagai sumber penghasilan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Dibutuhkan kemauan dan kerja keras untuk melakukaanya. Danny Pomanto telah memulainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun