Mohon tunggu...
Penaku Laylie
Penaku Laylie Mohon Tunggu... Seniman - Aku Bernafas Maka Aku Ada - Tri Murti

Malaikat Bumi • Tri Murti • Inpeek Buku Perdanaku: Semangat Aku, kamu dan Kita

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ujian Hidup Bertingkat-tingkat

4 Juli 2021   11:11 Diperbarui: 4 Juli 2021   11:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Berbicara tentang cobaan hidup memanglah tidak ada akhirnya.

Selama kita masih berada di alam semesta yang fana.

Namun menariknya tentang ujian hidup ini tersimpan hikmah yang tersembunyi di dalamnya.

Terkadanng datangnya ujian hidup bertujuan sebagai pembangkit jiwa.  Agar jiwa-jiwa yang rapuh bisa kuat kembali.

Agar jiwa-jiwa yang sakit segera menemukan kesembuhan yang sejati.

Terkadang datangnya ujian hidup sebagai penguat raga. Yang belum pernah dilakukan akhirnya mau melakukannya juga. 

Tentang belajar hal yang baru misalnya. Menggerakkan raga dengan semestinya. 

*****

Cobaan hidup memanglah bertingkat-tingkat.

Tergantung garis takdir yang sudah tertulis sebelumnya.

Tergantung bagaimana cara menyikapinya.

Tergantung apa yang diinginkan seseorang di dalam hidupnya.

*****

Tak ada jalan lain untuk lulus ujian hidup kecuali hanya dengan menghadapinya.

Mau lari? Lari ke mana?

Mau sembunyi? Sembunyi di mana?

Memang tidak ada tempat dan ruang untuk selalu lari dari kenyataan.

*****

Hingga pada akhirnya kesadaran itu muncul dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Bahwa apapun ujian hidup yang sudah diberikan harus dijalani dengan sepenuh hati dan tidak selalu dihadapi dengan menggerutu.

*****

Ujian hidup yang bertingkat-tingkat.

Semakin membuat kita semakin mau mendekat.

Yang akhirnya mampu untuk menerima segala ketentuan.

Menjalani ujian hidup yang terus berjalan.

Sebagai sarana agar tetap terhubung dengan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun