Engkau bagai pelita di malam hari.
Layaknya seberkas cahaya yang menuntun langkah kami.
Wahai Guruku.
Tak pernah engkau tampakkan wajah lelahmu.
Engkau tak pernah tampakkan amarahmu.
Meski kami terkadang belum mampu mengikuti jalur alur pikiranmu.
Wahai Guruku.
Puisi sederhanaku ini kupersembahkan untukmu.
Sebagai tanda terima kasihku.
Semoga setiap perjuanganmu diberkahi selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!