Mohon tunggu...
tririni novarida
tririni novarida Mohon Tunggu... -

jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Indonesia Tak Tergantung Amerika

26 Mei 2014   23:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang bilang, bahwa Prabowo tak mungkin jadi presiden Indonesia karena Amerika Serikat (AS) tak menyukainya.

Jawabnya tegas ; Salah ! Pendapat itu hanya mitos.

Sebenarnya tak ada yang bisa benar-benar membuktikan bahwa seorang bisa menjadi presiden jika AS setuju.

Mari kita tengok yang terjadi di India. Selama ini, Washington bersikap keras dan sinis kepada Narendra Modi, Perdana Menteri India terpilih saat ini. Modi bahkan kesulitan mendapat visa AS. AS memang menolak Modi masuk ke negara itu pada tahun 2005. Padahal waktu itu menjabat sebagai menteri utama India.

Di mata AS,  Modi yang berasal dari Partai Bharatiya Janata (BJP) ini bersalah. Dia diduga terlibat pada kerusuhan agama antara Muslim dan Hindu di Gujarat tahun 2002. Kerusuhan itu menimbulkan 1000 korban jiwa di kalangan Muslim. Keterlibatan Modi ini disangkal karena dia tak pernah dihukum di negaranya.

Di mata AS, Prabowo juga bersalah atas penculikan dan pelanggaran hak asasi manusia. Juga percobaan kudeta setelah mantan mertuanya, almarhum Presiden Suharto turun dari kekuasaan, meski belum terbukti kebenarannya.

AS yang merasa sebagai polisi dunia menolak memberikan visa AS untuk
menghadiri wisuda putranya di sebuah universitas di Boston. Sampai tahun 2012, AS masih melarangnya ke negara itu.

Belakangan ini, AS harus merevisi kebijakannya soal Modi. Presiden AS, Barack Obama mengisyaratkan hal itu dengan memberi ucapan selamat kepada Modi dan mengundang untuk berkunjung ke Gedung Putih.

Modi akan mendapat Visa A-1 yang memiliki kekebalan diplomatik dari Obama.

Kisah Modi juga akan mirip dengan kisah Prabowo jika ybs menjadi presiden. Hal ini diperkuat dengan sinyal Kedubes AS di Indonesia bahwa AS tetap “berkomitmen
terhadap hubungan dekat dengan Indonesia dan berharap hubungan itu
berlanjut.”

Jadi mitos bahwa Presiden satu negara tergantung dari sikap AS adalah pandangan yang harus diubah. Kedaulatan Indonesia adalah milik rakyat Indonesia.

Percuma AS bersikap seperti polisi dunia, karena sebenarnya  Washington harus merangkul dan bekerja sama dengan siapapun kandidat yang dipilih oleh rakyat suatu negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun