Mohon tunggu...
Tri Novafitasari
Tri Novafitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Menjadi Manusia itu Kadang Harus Rela Jatuh Untuk Tau Caranya Bangkit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Omicron Merebak di Indonesia PTM Ditunda Lagi?

9 Februari 2022   08:40 Diperbarui: 9 Februari 2022   09:45 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coronavirus Deseas atau COVID-19 yang telah masuk ke Indonesia sejak awal Maret 2020 hingga saat ini masih belum tuntas. Kasus Covid-19 di Indonesia per hari ini telah mencapai 45,4jt kasus dilansir dari JHU CSSE COVID-19 Data dan Our World in Data. Dengan kasus baru 26.121 per 7 Februari 2022. Dalam beberapa kurun waktu terakhir ini virus COVID-19 terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan menghasilkan berbagai jenis mutasi.

Jenis mutasi baru COVID-19 yang disebut Omicron ini dilansir memiliki gejala yang tidak terlihat dan lebih membahayakan dibanding dengan gejala-gejala yang sebelumnya. Dibanding dengan variant Delta yang sebelumnya bahwa terdapat gejala seperti, bersin, hidung berair, sakit tenggorokan, demam, kehilangan rasa atau bau dan sesak nafas. Sedangkan dalam varian Omicron saat ini gejala yang lebih sering ditemui adalah penderita terkonfirmasi positif dengan gejala hidung berair, sakit tenggorokan, bersin layaknya demam biasa, tidak kehilangan rasa dan bau. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa gejala Omicron ini lebih mirip dengan gejala sehabis vaksin.

Dengan merebaknya kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia saat ini. Kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah direncanakan atau yang sedang berjalan oleh berbagai sekolah dan universitas di Indonesia terancam dihentikan. Bahkan di Yogyakarta sendiri sebelumnya Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta atau Raja Yogyakarta ini mengizinkan kegiatan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) dilaksanakan. Namun saat ini Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan himbauan agar kegiatan pembelajaran tatap muka dikaji ulang dan dihentikan. Mengingat banyaknya kasus positif yang terkonfirmasi dari anak-anak sekolah.

Selain Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang memberikan himbauan agar (PTM) Pembelajaran Tatap Muka ditunda. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun menghimbau agar kegiatan pembelajaran tatap muka yang akan berlangsung atau yang sedang berlangsung agar selalu dikontrol pelaksanaannya. Beliau juga menghimbau agar tetap saling menjaga protokol kesehatan dimanapun. Melalui akun Instagram nya baru-baru ini Gubernur Jawa Tengah ini melakukan sosialisasi vaksinasi ke sekolah dasar dengan menjelaskan varian COVID-19 terbaru dan bagaimana mencegah penularannya.

Disamping itu selain akan melakukan upaya menunda kegiatan pembelajaran tatap muka, pemerintah juga memberikan sosialisasi mengenai vaksin ketiga atau yang lebih dikenal dengan vaksin booster. Pemberian vaksin booster saat ini merupakan upaya pemerintah untuk memerangi virus COVID-19. Selain itu pemerintah juga akan membatasi akses perjalanan jarak jauh, perjalanan luar negeri, terutama ke tempat-tempat yang terkonfirmasi kasus positif yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun