Mohon tunggu...
Trinity Teja
Trinity Teja Mohon Tunggu... -

Jangan tawarkan jualanmu padaku, karena aku bukan pengumpul baju, tas dan sepatu. Aku koleksi teman dan sahabat, koleksi great moments, dan koleksi karya. Tawarkanlah ide, persahabatan dan mari kita berkarya bersama.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Soegija - Album Potret Indonesia

15 Juni 2012   03:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memang ada beberapa sentilan sindiran yg dilemparkan Garin, tentang pemimpin bangsa. Yang saya ingat dialog Romo dengan Lingling d pantai,"Kita bisa memilih pemimpin yang bisa melindungi kita."

Dalam hati saya membatin, "Ah, sulit!"

Ada juga sentilan lewat rakyat sederhana yang 'ngasal' ngomong wkt jedar jeder baku tembak rakyat dan tentara asing.. Itu scene aneh tapi kreatif. Hahaha

Garin mengungkapkan sisi kemanusiaan, kisah hidup dari beberapa perspektif. Saya melihat, sebagai orang Belanda, mereka bisa punya hati di Indonesia. Menyanyi lagu-lagu Indonesia, berinteraksi , bersahabat dan jatuh cinta dengan orang-orang Indonesia,  juga ϑi'bully' oleh anak-anak Indonesia, "si Bule jahat, Bule asu" :)

Sebagai orang Jepang, yang harus menjalankan tugas sebagai tokoh 'jahat' di Indonesia. Dia juga ingin menghindarkan pertumpahan darah karena mengingat keluarga anak istri mereka. Tapi realita itu kejam.

Sebagai orang Tionghoa di Indonesia, yang selalu kena jarah, padahal sama menderitanya dengan pribumi. Waktu disandera ya kena sandera juga... Apakah memang benar, orang Tionghoa harus jadi Sarjana Hukum supaya bisa membela dirinya?

Sebagai orang Indonesia yang buta huruf, anak-anak yg saling mengajarkan baca dengan cara mereka sendiri.. Dan bangga karena bisa menulis dan membaca: MERDEKA.

Wanita Indonesia yang merasa dilecehkan, rakyat Indonesia yang ketakutan, bayi Indonesia yang harus kehilangan orang tuanya karena ditembak dengan semena-mena, potret-potret merekalah yang diabadikan oleh Garin dalam film Soegija.
Dan terakhir, potret dari umat beragama, yang mau peduli dan turun tangan, ikut melayani bukan minta dilayani...

"Kadang ada saatnya, ketika kita tidak bisa berbuat apa-apa..." Itu kata Romo Soegijapranata. Tapi dia tidak berhenti di situ saja. Dia terus memberi apa yang bisa dia beri.


Soegija-film yang membuat sebagian org tertidur, tapi buat saya, Soegija itu indah di mata, indah di rasa.
Terimakasih, "SOEGIJA"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun