Mungkin yang kamu ucapkan benar
Bahwasannya aku tak terlalu pantas bersanding denganmu
Aku mengerti akan semua hal ituÂ
Dan lagi-lagi aku pun masih berharap akan kehangatan dekapanmu
Seperti layaknya tempo waktu itu
Mungkin Kini jalan kita sudah mencari arusnya masing-masing
Entah apa yang ada di depaan arus kita kelak
Kita harus bisa menghadapinya
Berusaha sekecukupan kita
Andai kata dipersimpangan arus kita bertemu lagi
Jangan lupa yah buat mampir sebentar
Sungguh berat bila kita melupakan buku laluÂ
Sekarang kita sudah berbedaÂ
Sudah mendapatkan jati diri kita masing-masing
Sudah tak mementingan ego individuÂ
Akan tetapi didalam buku yang lain
Aku masih tetap menjaga buku kita
Entah apa yang membuatku berat rasanya bila harus meninggalkannya
Kesenduanku ini bukan apa-apa
Terkecuali aku bisa membayangkan dan merasakan kembali hadirmu ini
Walaupun rasa-rasanya itu hanya sebatas angan-angan dan mimpi saja
haha...(senyum kesedihan)
Makasih sudah bisa menerimaku dan menemaniku beberappa tahun
Bila suatu saat kamu butuh sandaran Â
Aku masih ada kok disini
Apa salahnya buat buka kembali buku lesu itu
Titip salam yah, buat siapapun yang sekarang ada di dekapanmuÂ
Salam dariku untuknya
Ku hanya sebatas orang yang pernah singgah ditempat yang tak seharusnya aku singgahi
 Terima kasih angan, kau sungguh banyak mengajariku akan artinya kesendirian
Penyair: Catatan Trinanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H