Mohon tunggu...
Trinanda RafiHardi
Trinanda RafiHardi Mohon Tunggu... Sejarawan - Hanya penduduk Indonesia

Membaca adalah literasi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dikesenduan

18 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 18 Mei 2020   09:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin yang kamu ucapkan benar

Bahwasannya aku tak terlalu pantas bersanding denganmu

Aku mengerti akan semua hal itu 

Dan lagi-lagi aku pun masih berharap akan kehangatan dekapanmu

Seperti layaknya tempo waktu itu

Mungkin Kini jalan kita sudah mencari arusnya masing-masing

Entah apa yang ada di depaan arus kita kelak

Kita harus bisa menghadapinya

Berusaha sekecukupan kita

Andai kata dipersimpangan arus kita bertemu lagi

Jangan lupa yah buat mampir sebentar

Sungguh berat bila kita melupakan buku lalu 

Sekarang kita sudah berbeda 

Sudah mendapatkan jati diri kita masing-masing

Sudah tak mementingan ego individu 

Akan tetapi didalam buku yang lain

Aku masih tetap menjaga buku kita

Entah apa yang membuatku berat rasanya bila harus meninggalkannya

Kesenduanku ini bukan apa-apa

Terkecuali aku bisa membayangkan dan merasakan kembali hadirmu ini

Walaupun rasa-rasanya itu hanya sebatas angan-angan dan mimpi saja

haha...(senyum kesedihan)

Makasih sudah bisa menerimaku dan menemaniku beberappa tahun

Bila suatu saat kamu butuh sandaran  

Aku masih ada kok disini

Apa salahnya buat buka kembali buku lesu itu

Titip salam yah, buat siapapun yang sekarang ada di dekapanmu 

Salam dariku untuknya

Ku hanya sebatas orang yang pernah singgah ditempat yang tak seharusnya aku singgahi

 Terima kasih angan, kau sungguh banyak mengajariku akan artinya kesendirian

Penyair: Catatan Trinanda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun