Kemudian saya lanjut menjelajahi setiap sudut bangunan yang di bangun pada tahun 1889. Arsitektur yang menggabungkan gaya Melayu, Eropa, dan Arab, membuat saya terpesona. Berikut merupakan contoh gambar bangunan yang saya ambil
Selain itu, perlu kalian ketahui bahwa Istana siak memiliki alat musik yang langka di dunia, yang hanya ada di Jerman dan Istana Siak Sri Indrapura. Yaitu "Komet', kamu yang belum tahu mungkin awalnya akan mengira "Komet' yang di maksud adalah benda langit yang jatuh ke bumi, namun "Komet" yang menjadi koleksi Istana Siak Sri Indrapura adalah sebuah  alat musik berukuran besar yang berasal dari Jerman. Komet hanya di bunyikan hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
Kemudian, beliau menceritakan sejarah tentang "Kursi Singgasana Kerajaan Siak Sri Indrapura" yang bukan merupakan kursi aslinya, pada tahun 1967 kursi asli Singgasana di curi tepatnya 1 tahun sebelum sultan meninggal. Kemudia ketemulah kursi Singgasana di pasar bawah, tetapi tidak dalam keadaan yang sempurna, kursi Singgasana sudah tinggal beberapa sisah potongan saja, karena aslinya yaitu emas 18 karat. Kemudian di perbaiki lagi dan jadilah "Kursi Singgasana Kerajaan Siak Sri Indrapura" yang ada di Istana Siak pada saat ini.Â
 Setiap sudut bangunan Istana Siak Sri Indrapura selalu di lambangkan dengan burung elang, mata elang itu tajam guna fungsi pengawasan,artinya untuk mengawasi dari pada 12 negri takluk kerajaan. Berikut merupakan gambar yang saya ambil ketika saya mengunjungi Istana Siak Sri Indrapura :
Masih banyak sekali  cerita sejarah-sejarah yang menarik. Namun, waktu yang terbatas juga menjadi tantangan. Saya harus cepat dalam merekam setiap bagian agar tidak kehilangan momen penting, terutama saat ada pengunjung lain yang juga ingin menikmati Istana. Beberapa kali, saya mengalami masalah teknis dengan peralatan, seperti baterai yang cepat habis. Saya harus cepat beradaptasi dan mencari solusi agar proses pembuatan video tetap berjalan lancar. Setelah beberapa jam merekam, saya merasa puas dengan hasil yang saya dapatkan.  Proses editing pun dimulai, di mana saya menggabungkan semua footage yang telah direkam. Saya memilih musik latar yang sesuai untuk menambah suasana, dan menambahkan narasi yang menjelaskan sejarah dan keunikan Istana Siak Sri Indrapura. Saya ingin video ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi saran edukasi bagi orang-orang yang ingin mengenal lebih jauh tentang warisan budaya Indonesia.Â
 Selain itu, saya juga mengalami kesulitan dalam mengedit video. Setelah kembali ke rumah, saya menghabiskan berjam-jam di depan hp untuk menyusun footage yang telah saya ambil. Saya ingin memastikan bahwa setiap elemen dalam video saling terhubung dan menceritakan kisah yang utuh. Proses editing ini mengajarkan saya tentang kesabaran dan ketelitian, karena setiap detil sangat penting untuk menciptakan video yang berkualitas.Â