Mohon tunggu...
trinanda
trinanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya Tri Nanda Sasi Ramadani, saya sebagai mahasiswa aktif di salah satu Universitas swasta yang ada di pekanbaru,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengabdikan Keindahan Istana Siak Sri Indrapura Melalui Lensa Kamera

19 Desember 2024   14:50 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:46 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar di atas merupakan simbol Burung Elang 

Hai, nama saya Tri Nanda Sasi Ramadani, biasa di panggil Nanda, saya belajar di Univeraitas Islam Riau angkatan 2024. Sekarang saya mahasiswa semester 1, saya sangat bangga menjadi bagian keluarga Universitas Islam Riau, saya dari fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, prodi Adminitrasi Bisnis. Tujuan saya kali ini yaitu untuk menceritakan pengalaman pribadi saya yang bertujuan untuk mengeksplorasi sejarah Istana Siak Sri Indrapura sebagai destinasi wisata sejarah. Melalui penulisan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai situs sejarah ini serta merasakan pengalaman pribadi saya dalam menjelajahi keindahan dan kekayaan budaya yang tersimpan di dalamnya.  Saya memilih untuk mengeksplorasi sejarah Istana Siak Sri Indrapura karena istana tersebut banyak sekali mengandung sejarah dan pembelajaran yang dapat menambah wawasan orang yang membaca pengalaman saya ini.

Sebelum memulai proyek ini, saya melakukan riset mendalam tentang Istana Siak Sri Indrapura. Istana Siak Sri Indrapura atau Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat penting di Indonesia, dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Siak ke-11, Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Istana Siak Sri Indrapura berlokasi di Sri Indrapura , Kp. Dalam, Kabupaten Siak, Riau. Saya membaca berbagai buku, artikel, dan sumber online untuk memahami lebih jauh tentang sejarah, arsitektur, dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam istana ini.  Saya ingin video ini tidak hanya menampilkan keindahan fisik Istana, tetapi juga menceritakan kisah di baliknya. 

Pengalaman membuat video di Istana Siak Sri Indrapura adalah salah satu momen yang tidak akan pernah saya lupakan. Sebagai seorang penggemar sejarah dan budaya, kesempatan saya untuk merekam keindahan arsitektur dan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya adalah sebuah kehormatan tersendiri. Istana yang terletak di Kabupaten Siak, Riau ini bukan hanya sekedar bangunan megah, tetapi juga merupakan saksi bisu perjalanan sejarah Kesultanan Siak yang kaya akan tradisi dan budaya. 

Hari itu, saya berangkat pagi-pagi sekali dengan semangat yang menggebu untuk mengeskpor Istana Siak Sri Indrapura. Perasaan campur aduk antara antusiasme dan kecemasan. Saya membawa peralatan untuk membuat video, termasuk kamera dan tripod. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu selama 4 jam perjalanan, akhirnya saya tiba di depan Istana yang megah ini. Sebelum mulai merekam, saya melakukan sedikit riset tentang sejarah Istana ini. Saya ingin video yang saya buat tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga memberikan informasi yang bermanfaat bagi penonton yang sudah pernah datang ke Istana Siak Sri Indrapura tersebut ataupun yang belum pernah datang ke istana tersebut. 

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, saya mulai merencanakan konsep video. Saya ingin video ini tidak hanya menampilkan keindahan fisik istana, tetapi juga menceritakan kisah di baliknya. Saya membuat skrip yang mencakup berbagai aspek, mulai dari sejarah, arsitektur, hingga kehidupan masyarakat Siak yang terpengaruh oleh keberadaan istana ini. Setelah saya mendapatkan izin untuk merekam dari petugasnya saya mulai mengambil video dari pintu utama Istana Siak Sri Indrapura. Pertama saya membuat video perkenalana diri saya, dan menceritakan tujuan saya untuk apa saya membuat video ini.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah cuaca. Pada hari pengambilan gambar, hujan deras mengguyur Siak. Saya harus mencari cara untuk melanjutkan pengambilan gambar tanpa merusak peralatan. Saya memutuskan untuk mengambil gambar di dalam istana dan memanfaatkan pencahayaan alami yang ada. Meskipun tidak sesuai dengan rencana awal, saya merasa bahwa tantangan ini justru memberikan nuansa yang berbeda pada video saya. Untuk masuk ke dalam Istana Siak tidak di perbolehkan membawa tripod karena di khawatirkan dapat menyentuh barang yang ada di Istana Siak yang dapat menyebabkan kerusakan. Maka dari itu saya di bantu oleh kakak pertama saya untuk merekam video, kemudian saya pun berkeliling untuk melihat-lihat isi Istana Siak Sri Indrapura. 

Istana Siak Sri Indrapura dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin dan menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Siak. Pengetahuan sejarah yang saya dapatkan di Istana Siak Sri Indrapura tersebut, diceritakan langsung oleh juru bicara yaitu cucu ke 5 (lima) dari Sultan Syarif Kasim. Saya merasa sangat bangga bisa mendengarkan dan mengetahui sejarah apa saja yang ada di dalam Istana Siak Sri Indrapura tersebut melalu cucu ke 5 (lima) Sultan Syarif Kasim tersebut ini saya catat dan rencanakan untuk disisipkan dalam video. 

Berikut merupakan momen paling berkesan saya ketika saya bertemu dengan cucu ke 5 (lima) Sultan Syarif Kasim, beliau yang antusias menjelaskan sejarah-sejarah Istana Siak Sri Indrapura dan cinderamata yang ada di Istana Siak Sri Indrapura.Tentunya saya merasa sanggat bangga pada diri saya sendiri, saya bisa mendengar sejarah Istana Siak langsung dari keturunan Sultan Syarif Kasim. Selain beliau menjelaskan, beliau juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengenai sejarah-sejarah yang ada di Istana Siak, dan saya pun juga sesekali bertanya kepada beliau tentang sejarah-sejarah yang ada di Istana Siak. Jadi, saya bukan hanya sekedar membikin video, mendengarkan, tetapi saya juga belajar tentang sejarah-sejarah Istana Siak Sri Indrapura.

Salah satu yang beliau jelaskan yaitu sejarah bendera yang pertama kali di kibarkan di Istana Siak Sri Indrapura.Pada saat Indonesia merdeka Istana Siak tidak mengibarkan bendera, karena warnah merah dan putih di blok oleh belanda, maka dari itu Istana Siak mencuri belanda dan menyobek bagian warna birunya. Kemudian di jaitlah oleh permaisuri kedua, dijait tangan dengan memiliki lebar 2,5m dan tingginya 2m. 

Beliau juga menceritakan sejarah cermin permaisuri, dulu yang boleh bercermin hanya boleh permaisuri yaitu permaisuri Tengku Agung Syarifah Latifah merupakan isteri dari Sultan Syarif Kasim ll. Pembuatan cermin Permaisuri di buat di Turki yang asli dari kristal, kemudian di asah, kalau kata beliau setiap kita bercermin ada interaksi membuat wajah itu menjadi cantik, maka pada saat pengunjung mengambil gambar di cermin tersebut tidak boleh menggunakan flas, karena dapat merusak cermin. Memiliki lebar 30 c dan panjang 40 c. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun