Mohon tunggu...
Tri Murtilawati
Tri Murtilawati Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang Guru yang mengabdi dan mendedikasi sebagai guru ABK di SLB N Lubuklinggau Kota Lubuklinggau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahasa Daerah Mulai Terkikis

24 Mei 2023   21:58 Diperbarui: 24 Mei 2023   22:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa daerah merupakan kekayaan nusantara yang mencermin kan kebudayaan suatu daerah. 

Pernah suatu ketika anakku masih seumur 10 tahun, waktu itu kami baru pindah dari suatu kecamatan ke kecamatan, saat bermain dengan teman baru di tempat baru ini, anakku kurang mengerti dan tidak maksud apa yang di katakan dan diucapkan oleh temannya dengan bahasa yang sangat totok (kental logat nya) pakai bahasa dusun. karena teman baru anakku sudah sekolah kelas 4 di sekolah dasar ,anak tersebut menjelaskan dan menterjemahkan ke dalam  bahasa Indonesia apa yang dimaksud kan, maka dapat  dapat lah di mengerti. sejak itu anak  saya belajar bahasa daerah setempat, memang bagus bila anakitu memiliki khasana bahasa daerah,karena bila anak masuk suatu daerah atau bertemu dengan orang yang sedaerah bisa berbahasa daerah sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik. 

Juga pernah suatu ketika kami dalam perjalanan ke suatu tempat ,dalam perjalan pulang mobil kami menabrak seekor ayam babon,  ayam yang di tabrak mati, maka saat kami turun dari mobil mau melihat ayam yang mati tersebut, orang di kampungtersebutnsudah berkumpul mau minta diganti ayamnya dengan harga sama seperti seekor kambing, dengan alasan ayam yang mati merupakan ayam babon bila bertelur,nanti telur nya menjadi ayam, ayam nya kemudian bertelur lagi... sehingga mereka dengan bahasa daerah yang totok sekali minta ganti rugi. pertama mereka masih kekeh minta ganti sesuai keingin mereka, nah ternayta ada satu dari kami bisa berbahasa daerah tersebut dengan logat yang totok juga, dengan mengunakan bahasa daerahyang sama dan logat yang sama, akhirnya ayah tersebut diganti dengan harga sesuai dan kami  pun di ajak ke rumah di hidangkan makan minum dan di perlakukan dengan hormat dan damai. dari cerita tersebut maka bahasa daerah bisa menyatukan perbedaan dan perselisihan.

Maka dapat di artikan bahwa bahasa daerah itu anak kita tahu  terutama di rumah dan tempat lingkungan anak .Seperti Bahasa yang ada di Sumetera-Selatan banyak ragam nya seperti bahasa Sekayu, bahasa Lahat, bahasa Beliti, bahasa Ogan,bahasa Komering, dan masih banyak lagi. setiap bahasa masih ada berbeda nya dalam pengucapanya. Jadi bahasa daerah ini akan dengan sendiri di dengar dan menjadi bahasa sehari-hari bagi anak bila anak sering mendengar dari keluarga dan lingkungannya, sementara ini kini banyak orang tua di dalam keluarga mengajak dan mengajar kan anak mereka bahasa Indonesia dan berbahasa Inggris, sehingga bahasa daerah yang mestinya anak dapati dari keluarga dan lingannya sudah terkikis,dan kosa kata bahasa daerah banyak yang hilang dan menjadi kata yang aneh bila di ucapkan oleh orang tua di telinga anak kini. Semakin banyak anak menguasai bahasa semakin baik. dan akan mampu beradaptasi dengan keadaan bila suatu waktu mendapati keadaan yang membutuhka penjelasan dari bahasa daerah tertentu.

Mari kita lestarikan bahasa daerah,agar menjadi kekayaan budaya kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun