- Bentuk piramida seperti lonceng (bell shape) seperti di atas, menandakan pertumbuhan penduduk RL yang melambat, kelompok umur muda/balita telah menurun (berjumlah 10%), karena penurunantingkat kelahiran dan suksesnya KB dan meningkatnya usia harapan hidup kelompok lanjut usia (di atas 60 tahun) berjumlah 12% dari jumlah penduduk (% lansia ini hampir sama dengan DIY)
- Bentuk piramida seperti lonceng (bell shape), merupakan bentuk antara sebelum menajdi piramida terbalik, sekitar 30 s.d. 40 tahun ke depan. Negara Perancis dan Jepang ada pada situasi piramida terbalik, di mana jumlah penduduk lansia lebih dominan.
- Didominasi kelompok usia muda (20 – 34 tahun) berjumlah sekitar 60% —- pertanyannya bagaimana pemerintah memfasilitasi di dunia kerja. Juga aspirasi kelompok usia ini akan menentukan kondisi dan dinamika politik lokal. Ada harapan trend mobilisasi dan transaksi bergeser ke partisipasi, jika proses pendidikan politik selama ini sudah berjalan dengan benar.
- Tantangan ekonomi daerah adalah penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Ini harusnya jadi prioritas Pemda, setelah memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
- Penduduk laki laki lebih banyak (51%) vs perempuan (49%)
Dengan melihat piramida penduduk kabupaten Rejang Lebong, di mana proporsi usia muda (usia 20 - 34 tahun) mendominasi 60% dari jumlah penduduk, maka peran pemerintah dalam mefasilitasi kesempatan bekerja sangat dominan membantu perbaikan hidup mereka. Di samping itu, jumlah lansia (di atas 60 tahun) yang mencapai 12% dari jumlah penduduk, menjadi kepedulian pemda untuk membangun sarana dan fasilitas yang pro lansia, memudahkan aktifitas mereka dalam aktifitas bertransportasi/perjalanan/trotoar atau pedestrian yang lansia friendly, bercengkerama di taman lansia, pengobatan griya lansia bahkan memanfaatkan mereka dalam aktifitas sosial dan olah raga  dan event event lain agar peran lansia merasa masih bisa diberdayakan. karena senioritasnya, pengalamannya, dedikasi dan pengabdiannya dll, sehingga merasa tidak terpinggirkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H