Mohon tunggu...
Tri MS
Tri MS Mohon Tunggu... Apoteker - mantan PNS

Orang biasa yang selalu ingin belajar dan berbagi....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“City Branding” Rejang Lebong dalam Logo

17 Juni 2017   05:23 Diperbarui: 14 Agustus 2017   16:50 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usulan city branding kabupaten Rejang Lebong

Kalau kita bepergian ke beberapa kota yang pariwisatanya sudah berkembang pesat, kadang kita menemukan suatu logo kota yang sangat khas, dan berbeda dengan logo pemdanya. Misalkan kita mengunjungi kota Solo atau Surakarta, maka kita akan menemukan logo sebagai “image branding” atau “city branding” kota yang berbunyi “Solo, the spirit of Java“, dengan disain yang khas, yang barangkali juga menggambarkan suatu semangat atau nuansa kotanya, sebagai pusat kebudayaan Jawa. Sementara di kota Batu, Malang, mengiklankan diri sebagai kota Wisata, dan ikon pemda Jatim, dan bahkan mengusulkan anggaran sebesar 3 M ke pemda Jatim hanya untuk membangun papan nama kota Batu dengan logo baru tersebut, sebagaimana diberitakan Vivanews.

Bagaimana dengan Rejang Lebong? Siapkah kita membuat sebuah logo yang mempersepsikan kenangan orang yang mengunjungi (atau akan mengunjungi) Rejang Lebong? Rupanya memang agak kesulitan, dan barangkali perlu beberapa pertemuan dengan ahli pengiklan atau biro travel dan peminat pariwisata, guna merumuskan spirit Rejang Lebong sebagai kabupaten di pegunungan Bukit Barisan. Dan branding logo kita adalah untuk kabupaten, bukan untuk kota Curup, misalnya, sesuai tata kepemerintahannya. Berikut ini adalah sekedar logo, dengan visualisasi pegunungan yang mempertegas situasi kabupaten-nya. Apa saran anda?

Usulan city branding kabupaten Rejang Lebong
Usulan city branding kabupaten Rejang Lebong
Ayo ke Rejang Lebong merupakan ajakan kepada para pendatang untuk mengunjungi Rejang Lebong, ditambah taglinekabupaten pegunungan, guna menggambarkan kabupaten dengan nuansa, budaya, kuliner dan adat yang dekat dengan kultur pegunungan.

City branding logo ini masih sangat prematur, dan perlu didiskusikan dengan beberapa komponen stake holder.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun