Kalau kita bepergian ke beberapa kota yang pariwisatanya sudah berkembang pesat, kadang kita menemukan suatu logo kota yang sangat khas, dan berbeda dengan logo pemdanya. Misalkan kita mengunjungi kota Solo atau Surakarta, maka kita akan menemukan logo sebagai “image branding” atau “city branding” kota yang berbunyi “Solo, the spirit of Java“, dengan disain yang khas, yang barangkali juga menggambarkan suatu semangat atau nuansa kotanya, sebagai pusat kebudayaan Jawa. Sementara di kota Batu, Malang, mengiklankan diri sebagai kota Wisata, dan ikon pemda Jatim, dan bahkan mengusulkan anggaran sebesar 3 M ke pemda Jatim hanya untuk membangun papan nama kota Batu dengan logo baru tersebut, sebagaimana diberitakan Vivanews.
Bagaimana dengan Rejang Lebong? Siapkah kita membuat sebuah logo yang mempersepsikan kenangan orang yang mengunjungi (atau akan mengunjungi) Rejang Lebong? Rupanya memang agak kesulitan, dan barangkali perlu beberapa pertemuan dengan ahli pengiklan atau biro travel dan peminat pariwisata, guna merumuskan spirit Rejang Lebong sebagai kabupaten di pegunungan Bukit Barisan. Dan branding logo kita adalah untuk kabupaten, bukan untuk kota Curup, misalnya, sesuai tata kepemerintahannya. Berikut ini adalah sekedar logo, dengan visualisasi pegunungan yang mempertegas situasi kabupaten-nya. Apa saran anda?
City branding logo ini masih sangat prematur, dan perlu didiskusikan dengan beberapa komponen stake holder.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H