Konflik Sosial
- Polarisasi politik dapat memicu konflik sosial di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Diskusi yang seharusnya konstruktif sering kali berubah menjadi pertikaian yang merusak hubungan antarsosial. Konflik ini tidak hanya merusak relasi interpersonal tapi juga melemahkan basis demokratisasi.
Keterbatasan Dialog
- Filter bubble membuat masyarakat kehilangan kesempatan untuk mendengarkan perspektif lain. Akibatnya, diskusi publik kurang berkualitas dan memperlemah demokratisasi. Tanpa dialog antarperspektif yang seimbang, opini publik sulit untuk diverifikasi kebenarannya, meningkatkan risiko manipulasi informasi.
Manipulasi Opini PublikÂ
- Hoaks/disinformasi dapat dimanfaatkan aktor politik untuk memanipulasi opini publik demi kepentingan tertentu. Ini menciptakan ketidakpercayaan terhadap institusi dan proses demokratis. Manipulasi semacam ini melemahkan legitimasi pemerintahan dan partai-partai politik, mengancam stabilitas negara.
Strategi Mengurangi Polarisasi Politik
Edukasi Masyarakat
Program literasi digital sangat penting untuk membantu pengguna memahami cara mengenali hoaks/informasi palsu. Edukasi masyarakat tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum disebarluaskan dapat meningkatkan kritisitas pengguna dalam menyerap informasi dari internet.
Promosi Diskusi Sehat
Platform media sosial harus mendorong diskusi yang sehat dengan menyediakan fitur-fitur yang memungkinkan dialog antarpendapat tanpa saling menyerang. Moderasi konten perlu ditingkatkan untuk mengurangi penyebaran informasi negatif. Fitur-fitur moderasi seperti flagging system dapat membantu pengguna melaporkan konten palsu dengan mudah.