Mohon tunggu...
trimanto ngaderi
trimanto ngaderi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Pendamping Sosial diKementerian Sosial RI;

Selanjutnya

Tutup

Financial

13 Dampak Negatif Mengembangkan Usaha dengan Hutang Berbunga

13 September 2021   09:33 Diperbarui: 13 September 2021   09:34 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja keras hanya untuk membayar angsuran

  • Pengusaha akan bekerja keras, banting tulang, bekerja siang-malam, dan mengerahkan segala upaya untuk mengumpulkan uang hanya untuk  membayar cicilan.

Berhalusinasi dengan aset yang dimiliki

  • Pengusaha merasa aman dengan aset atau barang tidak bergerak yang ia miliki. Ia merasa aman untuk terus menambah hutang karena masih punya tanah, rumah, ruko, gudang, atau barang-barang lainnya. Mereka lupa bahwa ukuran bisnis tidak hanya dari aset, tapi yang penting adalah cashflow-nya. Kesehatan suatu bisnis bukan dari banyaknya aset, melainkan dari kas tunai yang dihasilkan. Selain itu, mereka lupa bahwa tidak mudah untuk melikuidasi aset.

Membuat pengusaha gagal fokus dalam hidupnya

  • Seharusnya seorang pengusaha harus fokus kepada pelayanan pelanggan, peningkatan penjualan, memperbaiki kinerja, menata tim, mengelola keungan, dll agar usaha terus berkembang dan menguntungkan.
  • Akan tetapi, bagi pengusaha yang terjebak hutang, yang menjadi fokus perhatiannya adalah bagaimana membayar cicilan dan menambah hutang untuk menyelesaikan problem keuangannya.

Lupa akan prioritas utama

  • Karena terlalu mengutamakan membayar cicilan ke bank, membuat pengusaha lupa membayar hutang kepada supplier atau vendor. Hal ini membuat pengusaha kehilangan kepercayaan dari mereka.
  • Termasuk juga mengesampingkan pembayaran gaji karyawan, membuat mereka kehilangan motivasi dalam bekerja.

Tidak perka pada akar masalah

  • Ketika masih mengandalkan hutang pada bisnisnya, pengusaha tidak menyadari persoalan-persoalan inti yang menggerogoti perusahaannya. Ketika ada persoalan yang berdampak pada keuangan, tanapa perlu banyak berpikir maka berhutang yang menjadi solusi cepatnya.
  • Ternyata pelayanan pelanggan tidak baik, karyawan tidak termotivasi, bagian penagihan tidak cepat, produk tidak l
  • agi unggul, dll.

Kehilangan empati 

  • Ketika masih terlilit hutang, yang ada di benak pengusaha adalah bagaimana menguras uang di dompet pembeli sebanyak-banyaknya, tanpa peduli apakah pembeli itu mendapatkan manfaat dari produk yang dibelinya atau tidak.
  • Tak peduli memakai jurus berbohong kepada pembeli, tipu-tipu dikit tak apalah.

Risiko terbesar orang berhutang adalah tidak mampu membayar hutang, apalagi jika sampai meninggal masih punya tanggungan hutang. Belum lagi jika hutang itu mengandung bunga (riba). Kita sudah tahu semua bahwa riba hukumnya haram dan termasuk dosa besar.

Sumber:

Buku "Kesalahan Fatal Pengusaha Mengembangkan Bisnis Dengan Hutang" oleh Masyarakat Tanpa Riba (MTR).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun