Akan tetapi, jika para Zionis menggunakan nama itu sebagai sebuah nama Negara di daerah pendudukan/jajahan (Palestina) apakah tepat?
Kita tahu bersama bahwa Zionisme adalah sebuah gerakan untuk kembali ke Bukit Zion (Palestina) sebagai tanah leluhur (nenek-moyang) mereka. Gerakan ini menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuannya, termasuk melakukan pendudukan/penjajahan, perampasan tanah, penganiayaan, pengusiran, dll. Gerakan itu mencapai puncak kesuksesan di tahun 1948, dan mereka memproklamirkan sebuah Negara bernama ISRAEL.
Nah pertanyaannya, apakah para Zionis benar-benar keturunan Bani Israil/keturunan Yahudi?
Bisa iya, bisa juga tidak.
Ia bisa saja keturunan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi; atau bahkan bukan Yahudi sama sekali, hanya mereka memeluk agama Yahudi atau mengaku dirinya sebagai Yahudi. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa penguasa Israel saat ini adalah orang-orang "Yahudi Khazar". Khazar adalah suatu kaum dari daerah Kaukasus yang memeluk agama Yahudi dan memiliki ambisi mendirikan Negara di tanah Palestina (selengkapnya bisa dibaca perihal Yahudi Khazar).
Bisa jadi pula, Israil dipakai menjadi nama sebuah Negara hanyalah untuk memberi kesan kepada dunia bahwa mereka (para Zionis) adalah orang-orang baik, keturunan para nabi; atau untuk menutupi niat buruk mereka dan kejahatan yang mereka lakukan. (wallaahu a'lam bish-shawab).
Boyolali, 20-05-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H