Tidak mudah memang untuk melakukan hal itu. Tidak sembarang orang bisa menjalankan misi berat dan berisiko seperti itu. Jika tidak memiliki modal yang cukup, bukannya mengajak mereka ke jalan yang benar; bisa-bisa kita malah ikut meniru perbuatan buruk mereka.
Para nabi pun demikian. Biasanya mereka diutus kepada ummat yang kondisi moral dan akhlaknya benar-benar telah rusak berat. Sebut saja Nabi Musa, Isa, dan Muhammad. Dari usaha keras para nabi, tidak sedikit yang membuahkan hasil yang gemilang. Seorang pelacur yang menjadi ahli ibadah, seorang pembunuh yang berubah menjadi orang yang penyayang, seorang perampok yang kemudian menjadi seorang dermawan, seorang yang bengis dan kejam menjadi orang yang lembut hatinya, dan masih banyak lagi.
Lantas, apakah mungkin kita bisa bersimpati (bahkan mencintai) bangsa Israel? Jika mungkin, siapa yang bisa melakukannya? Lalu, bagaimana pula caranya?
Entahlah..... (wallaahu a'lam bish-shawab).
Boyolali, 19-05-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H