2. Teori Cina
Teori Cina Menurut teori ini Islam datang melalui barat Nusantara dan china berbarengan dengan jalur perdangan pada abad ke 7 dan 8 manchi. Ke Chu di Canton (Guanzhou) pada pemerintahan Tai Tang semasa dinasti Tang (7-5) lalu ke Nusantara, Sumatera pada masa Sriwijaya, dan jawa berdasarkan utusan raja arah berima ta cheh ke kemjan Ho Ling (Keling/kallings) masa Barn shima
Data lain, tentang kedatangan Laksamana cheng ho (aheng he) yang melakukan ekspedisi maritim selama 48tulum (1405-4408). Dengan kekuatan 6g kapal jung, 25000 prajurit. Beliau melakukan misi damat perjalan ke kerajaan kerajaan lam Nusantara, Singgah di pelabuhan pelabuhan Nusantara, Tuban (kelenteng sam poo long), semarang (kelenteng gedung bata) dan cirebon (jejak menara mercusuar). Pendaratan di pelabuhan jawa ini mereka beriteraksi, termasuk di dalamnya melakukan penyebaran agama Islam
3. Teori Arab
Menurut catatan sejarah, sepanjang abad ke-7, penyebaran Islam di nusantara terjadi melalui transmisi langsung dari jazirah Arab. Para pedagang yang berasal dari wilayah timur dan barat sering mengunjungi Selat Malaka. Kaum Muslim terlibat dalam perdagangan yang luas, terutama dalam pertukaran rempah-rempah, sekaligus menyebarkan keyakinan agama mereka. Menurut laporan dari Cina, telah diindikasikan bahwa ada kehadiran yang signifikan dari para pedagang ara di Selat Malaka selama abad ke-7.Â
Buya Hamka adalah pendukung terkemuka dari sudut pandang ini. Menurut argumennya, kemungkinan besar orang-orang yang termasuk dalam kelompok Bani Umayyah adalah para pedagang yang datang. Negara kota Malaka mengalami peningkatan yang signifikan dalam kegiatan perdagangan dengan tiga kerajaan terkemuka. Tiga entitas sejarah yang sedang dibahas adalah dinasti Yang dari Tiongkok (abad ke-18 hingga sekarang), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 hingga abad ke-14), dan dinasti Umayyah (660-749).
Tentang teori teori kedatangan ini, analisanya hanya sebatas pengaruh dan interaksi antara penduduk Nusantara dengan pedagang, Arab, Cina, India. Dan memang sulit menjelaskan secara rinci, misalnya dengan menyebut angka dan tahun. Karena umumnya kedatangan itu bergelombang, individu maupun kelompok. Misi pribadi atau pun misi Kerajaan
Agama dan Kekuatan Politik Masa Kolonialisme
Agama memainkan peran penting dalam kekuatan politik Indonesia selama kolonialisme. Pada tahun 1600-an, negara-negara Eropa, terutama Belanda, datang ke Indonesia dan mendirikan pemerintahan kolonial di sana.
Islam adalah salah satu agama yang memiliki pengaruh besar pada politik selama kolonialisme. Islam telah menjadi agama mayoritas di banyak wilayah Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Para ulama dan pemimpin Muslim berperan besar dalam menentang penjajahan Belanda selama periode kolonial.
Sarekat Islam (SI) dan Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang sangat penting dalam perjuangan melawan kolonialisme. Mereka berpengaruh dalam bidang agama dan sosial, ekonomi, dan politik. Keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan kemerdekaan adalah tujuan perjuangan mereka.