Mohon tunggu...
Trika handayani
Trika handayani Mohon Tunggu... Guru - guru

nama : trika handayani umur : 21 alamat: kabupaten asahan sumatera utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adab-adab Mencari Ilmu dan Syarat agar Menjadi Pelajar yang Baik dan Berakhlak Mulia

12 Agustus 2020   15:00 Diperbarui: 8 Juni 2021   09:03 4117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adab-adab Mencari Ilmu dan Syarat agar Menjadi Pelajar yang Baik dan Berakhlak Mulia. | dok. pribadi

Oleh                                        : Trika Handayani

jurusan                                  : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Kelompok KKN-DR         : 53 Universitas Islam Negri Sumatera Utara Medan

DPL                                        : Dra. Misrah, MA

www.javidinejad.ir
www.javidinejad.ir
Assalamuaalaikum warohmatullahi wabarokatuh.....

Hello pala calon guru dimanapun berada semoga dalam lindungan Allah subhana wataala sebagai calon guru atau bahkan guru, dosen dan orang tua sekalipun pasti ada keinginan untuk mengembangakan kemampuan kita dalam mengajarkan anak bahkan mendidik anak-anak kita untuk menjadi anak yang berbakti, berilmu dan berakhlak mulia. Karena pada dasarnya adab lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan ilmu.

twitter.com/amibenchusainy
twitter.com/amibenchusainy
Kalau lah kita berfikir dan merenungkan bagaimana orang yang banyak ilmu tetapi tidak beradab, bagikan orang yang tidak mengerti akan hal apaun. Jadi hendaklah kita sebagai guru, orang tua untuk anak-anak kita selalu membekali mereka dengan akhlak yang baik agar generasi kita pun menjadi generasi islami dan berakhlakul karimah.

Baca juga: Hayya 'Alal Jihad Artinya Ajakan Jihad Mencari Ilmu

Nah, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menacri ilmu(belajar) dan syarat yang mestinya dipenuhi oleh seorang pelajar agar menjadi pelajar yang baik dan berakhlak. Berikut adalah kutipannya:

  • Adab-Adab dalam Mencari lImu (Belajar)

Dalam kitab Diwan asy-Syafi'i, Imam Syafi'I memaparkan secara gambalang mengenai beberapa adab dan etika murid dalam menuntut ilmu atau belajar.

dok. pribadi
dok. pribadi
  • pertama, memaksimalkan waktu malam untuk mengkaji ilmu. Sebab, waktu malam merupakan waktu yang tenang. Waktu tersebut pasti akan memudahkan kita untuk berkonsentrasi secara penuh dalam belajar dibandingkan waktu-waktu yang lain.
  • Terkait hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Malam yang kulalui untuk merajang ilmu itu jauh lebih nikmat daripada bercumbu dalam pelukan penyanyi cantik nan syahdu."

  • Kedua, memaksimalkan masa muda untuk selalu belajar dengan serius. Sebab, belajar pada masa muda jauh lebih mudah daripada belajar pada masa tua. Mengenai hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Barang siapa tidak pernah belajar pada masa mudanya maka dirikanlah shalat empat takbir atas kematiannya. Demi Allah, hidup seorang pemuda dengan ilmu dan ketakwaan. Bila keduanya tidak ada maka pribadinya tak bernilai. Dari sini bisa kita ambil intisari bahwa belajar, menuntut ilmu itu sangatlah penting.

  • Ketiga, bersungguh-sungguh pada saat belajar. Sebab, belajar tanpa diiringi dengan  kesungguhan pasti tidak akan meraih hasil yang maksimal. Berkenaan dengan hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Barang siapa diberi kemudahan tetapi tidak bisa menggapai pujian, gaji, dan cita maka ia tiada beruntung; rugi-merana. Dengan kesungguhan maka sesuatu yang jauh akan mendekat. Dengan kesungguhan pula, pintu yang tertutup akan terbuka penuh.

Baca juga: Mencari Ilmu Membuka Jalan Menuju Surga

  • keempat, keharusan atau kewajiban bagi seorang pelajar untuk selalu bersabar dalam menghadapi perilaku atau sikap gurunya yang keras dan kaku. Sebab, menurut Imam Syafi'i, tanpa adanya kesabaran, seorang murid tentu tidak akan memperoleh keberhasilan.

  • Perihal pentingnya sikap sabar, Imam Syaf'i berkata, "Bersabarlah menghadapi sikap keras seorang guru. Sebab, kegagalan ilmu dikarenakan oleh ketidaksabaran murid dalam menghadapinya. Barang siapa tidak pernah merasakan pahitnya belajar satu saat saja, niscaya ia akan menderita sepanjang hidupnya karena kebodohan."

  • Dalam hal ini, bersabar atas perilaku seorang guru merupakan suatu keharusan bagi para murid. Dengan demikian, niscaya keberkahan dan keberhasilan akan diperoleh mereka.

  • kelima, memfokuskan pada satu bidang kajian keilmuan. Imam Syaf'i berkata, "Seseorang tidak akan mendapatkan semua ilmu. Walaupun ia mencoba mencarinya selama seribu tahun. Lautan ilmu itu sangatlah dalam. Maka, ambillah yang terbaik saja dari semua hal. Oleh karena itu, seorang pelajar harus memilih secara bijak kajian keilmuan yang ingin ia dalami sehingga ia mampu menjadi seorang yang mahir di bidang tersebut.

  • Keenam, menyertai ilmu dengan ketakwaan kepada Allah Swt akhlak mulia, dan perilaku yang baik. Berkenaan hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Jika ilmu seorang pemuda tidak menambah hidayah hatinya atau tidak menjadikan hidupnya lurus dan akhlaknya baik, beritakan kepadanya bahwa Allah akan menimpakan petaka kepadanya. la akan ditimpa petaka seperti orang-orang yang menyembah berhala.

  • Ketujuh, menjauhi kemaksiatan. Sebab, menurut Imam Syafi'i, kemaksiatan merupakan penghambat terbesar bagi seseorang untuk memperoleh limpahan pengetahuan dari Allah Swt. Terkait dengan hal ini, Imam Syafi'i, yang mengutip perkataan gurunya, Imam Waki' bin al-Jarrah, berkata, "Sesungguhnya, ilmu itu cahaya. Dan, cahaya Allah Swt. tidak akan diberikan kepada pelaku kemaksiatan.

  • syarat-syarat bagi penuntut ilmu

dok. pribadi
dok. pribadi
Dalam kitab Diwan asy-Syafii, Imam Syafi'i berkata, "Wahai saudaraku, engkau tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara. Aku akan menjelaskannya kepadamu dengan rinci, yaitu otak yang cerdas, tekad yang kuat, kesungguhan hati, bekal yang cukup, bimbingan guru yang intens, dan waktu belajar yang panjang.

Baca juga: Pengin Mulya Hidupmu, Ya Mencari Ilmu

Maksud dari perkataan Imam Syafi'i tersebut adalah bahwa ada enam perkara (syarat) yang harus (mutlak) dipenuhi oleh seorang pencari ilmu (murid) supaya meraih keberhasilan dalam belajar. Barang siapa memenuhi keenam syarat tersebut, niscaya ia akan menjadi seorang yang alim. Sebaliknya, barang siapa meninggalkan salah satunya, niscaya kegagalan akan diperolehnya.

  • Syarat pertama yaitu otak yang cerdas. Seorang pelajar atau pencari ilmu akan lebih mudah menuai keberhasilan dalam belajar saat ia memiliki bekal otak yang cerdas. Otak yang cerdas di sini, tentu saja bukan hanya berkaitan dengan potensi lahir atau alamiah saja. Sebab, kecerdasan bisa saja diusahakan, antaralain dengan mengonsumsi asupan makanan yang bergizi tinggi sejak dini.

  • Selain itu, maksud dari otak yang cerdas bisa pula kita maknai bahwa otak kita mestilah sehat. Sehingga, dengan adanya karunia otak yang kita miliki, kita memiliki kemampuan untuk berpikir secara jernih dan bernalar dengan cerdas. Untuk itu, otak yang cerdas mestilah dilatih dengan berbagai ragam olahraga otak, semisal dengan memecahkan teka-teki silang atau menghafalkan sesuatu.

  • Syarat kedua ialah tekad yang kuat. Dalam hal ini, seorang pencari ilmu haruslah menyadari bahwa ia pasti akan meraih kegagal jika tekad belajarnya lemah. Sebab, jalan untuk mendapatkan ilmu ialah jalan yang sulit sehingga tekad yang kuat harus ditanamkan dalam diri sedini mungkin. Dengan tekad yang kuat, niscaya kita tidak akan mudah untuk menyerah ketika mengalami ragam kesulitan dalam belajar\

  • Syarat ketiga ialah kesungguhan hati. Seorang pencari ilmu atau murid dikatakan bersungguh-sungguh ketika ia mampu memfokuskan diri untuk selalu belajar dan belajar. la tidak lagi akan mempedulikan akan hal-hal lain di luar aktivitas belajar. Sebab, baginya belajar atau aktivitas memperoleh ilmu merupakan hal yang paling utama.

  • Syarat keempat yaitu bekal yang cukup. Seorang pencari ilmu atau murid harus menyadari bahwa ia memerlukan bekal berupa harta yang cukup ketika belajar. Dengan begitu, ia akan mampu berkonsentrasi secara penuh terhadap keilmuan yang dipelajarinya. Sebaliknya, bekal yang tidak cukup, hanya akan mengganggu konsentrasinya untuk belajar secara maksimal.

  • Syarat kelima ialah bimbingan guru yang intens. Seorang pencari ilmu haruslah sadar bahwa keberadaan seorang guru yang benar-benar alim merupakan suatu keniscayaan. Sebab, guru adalah sesosok yang akan senantiasa membimbing, memotivasi, dan mengarahkan jalan kita dalam belajar. Dengan bimbingannya, maka sesulitan apa pun ketika belajar akan dapat solusinya.

  • Syarat keenam atau terakhir ialah waktu belajar yang panjang Belajar itu memerlukan waktu yang panjang. Bahkan, seorang pencari ilmu atau murid perlu memahami bahwa belajar itu haruslah dilakukan sepanjang hayat. Seluruh waktu yang dilaluinya mestilah dipahami sebagai bagian dari proses belajar. Dengan begitu, niscaya ia akan memperoleh keberhasilan.

Nah dengan adanya adab-adab dan syarat-syarat sebagai penuntut ilmu hendaknya sebagai guru, dosen, orang tua, bahkan calon guru selalu memberikan arahan mengenai adab dan syarat sebagi penuntu ilmu agar kelak mereka menjadi orang yang baik, berilmu dan berakhlakul karimah, semoga tulisan ini juga bermanfaat......

Wassalam...................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun