Oleh                     : Trika Handayani
jurusan                  : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Kelompok KKN-DR Â Â Â Â : 53 Universitas Islam Negri Sumatera Utara Medan
DPL Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Dra. Misrah, MA
Hello pala calon guru dimanapun berada semoga dalam lindungan Allah subhana wataala sebagai calon guru atau bahkan guru, dosen dan orang tua sekalipun pasti ada keinginan untuk mengembangakan kemampuan kita dalam mengajarkan anak bahkan mendidik anak-anak kita untuk menjadi anak yang berbakti, berilmu dan berakhlak mulia. Karena pada dasarnya adab lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan ilmu.
Baca juga: Hayya 'Alal Jihad Artinya Ajakan Jihad Mencari Ilmu
Nah, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menacri ilmu(belajar) dan syarat yang mestinya dipenuhi oleh seorang pelajar agar menjadi pelajar yang baik dan berakhlak. Berikut adalah kutipannya:
- Adab-Adab dalam Mencari lImu (Belajar)
Dalam kitab Diwan asy-Syafi'i, Imam Syafi'I memaparkan secara gambalang mengenai beberapa adab dan etika murid dalam menuntut ilmu atau belajar.
- pertama, memaksimalkan waktu malam untuk mengkaji ilmu. Sebab, waktu malam merupakan waktu yang tenang. Waktu tersebut pasti akan memudahkan kita untuk berkonsentrasi secara penuh dalam belajar dibandingkan waktu-waktu yang lain.
- Terkait hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Malam yang kulalui untuk merajang ilmu itu jauh lebih nikmat daripada bercumbu dalam pelukan penyanyi cantik nan syahdu."
- Kedua, memaksimalkan masa muda untuk selalu belajar dengan serius. Sebab, belajar pada masa muda jauh lebih mudah daripada belajar pada masa tua. Mengenai hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Barang siapa tidak pernah belajar pada masa mudanya maka dirikanlah shalat empat takbir atas kematiannya. Demi Allah, hidup seorang pemuda dengan ilmu dan ketakwaan. Bila keduanya tidak ada maka pribadinya tak bernilai. Dari sini bisa kita ambil intisari bahwa belajar, menuntut ilmu itu sangatlah penting.
- Ketiga, bersungguh-sungguh pada saat belajar. Sebab, belajar tanpa diiringi dengan  kesungguhan pasti tidak akan meraih hasil yang maksimal. Berkenaan dengan hal ini, Imam Syafi'i berkata, "Barang siapa diberi kemudahan tetapi tidak bisa menggapai pujian, gaji, dan cita maka ia tiada beruntung; rugi-merana. Dengan kesungguhan maka sesuatu yang jauh akan mendekat. Dengan kesungguhan pula, pintu yang tertutup akan terbuka penuh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!