Kali ini, UAS Mata kuliah Fotografinya berbeda dengan kampus-kampus pada umumnya, di kampus ini Akademi Televisi Indonesia (ATVI) melaksanakan UAS Fotografi dengan cara hunting Fotografi ke Cirebon dan Kuningan. Dengan jumlah Mahasiswa semester 2 dan staff ATVI sekitar 200 orang selama 4 hari 3 malam, mengunakan kereta dari Stasiun Gambir (Jakarta) hingga ke Kota Cirebon. Setelah sampai di Stasiun Cirebon Mahasiswa ATVI semeseter 2 dijemput dan dibimbing ke lokasi-lokasi hunting dengan Kedai Travel.
Sebelumnya ada sedikit permasalahan di sini, para Mahasiswa dan Staff ATVI yaitu soal biaya hunting ini, karena butuh biaya yang cukup besar bagi kami para Mahasiswa yang ingin melaksanakan UAS Fotografi ini. Belum lagi dengan kereta Eksekutif yang kami naiki dan tempat penginapan yang kita inapi berbintang 3 yaitu hotel Ibis Budget. Dengan biaya yang tidak sedikit para Mahasiswa sudah diberitahu agar menabung dan mencicil biaya perjalan UAS ini, karena kalau tidak ikut UAS Fotografi di semester 2 Mahasiswa tidak bisa mengambil mata kuliah Tata Kamera Satu di semester 3 dan selanjutnya yang berkaitan dengan teknik pengambilan gambar.
Setelah masalah ini terpecahkan dengan cara menurunkan harga sebesar Rp. 50.000 dan diberi waktu tambahan untuk melunasi biaya hunting ini, Mahasiswa berangkat ke Cirebon dengan lancar. Di hari pertama Mahasiswa kumpul di Stasiun Gambir Pukul 05.00 WIB dan berangkat pukul 07.00 WIB, Mahasiswa sampai di Stasiun Cirebon pukul 10.00 WIB. Lalu kami langsung menuju tempat pertama di Kota Cirebon yaitu Taman Budaya Hati Tersuci, Mahasiswa di sana melaksanakan makan siang dengan Nasi Jamblang, salah satu kuliner khas Cirebon dan tugas yang wajib bagi Mahasiswa Program Studi Produksi TV adalah memotret Nasi Jamblang sebagai karya tugas foto kuliner.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/foto00-5b06e589dd0fa864323545e2.jpg?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/foto2-5b06e751cf01b4339f025ff2.jpg?t=o&v=770)
Lalu Mahasiswa kembali bergerak lagi ke Kota dan menikmati makan malam, setelah makan malam Mahasiswa pergi ke tempat penginapan dan cek in hotel. Paginya di hari kedua Mahasiswa dibangunkan pukul 04.00 WIB dan persiapan lanjut hunting ke pusat batik Trusmi.
Mahasiswa ditugaskan memotret kegiatan di pagi hari di kampung Trusmi. Di Kampung Trusmi ini banyak sekali masyarakat yang kegiatannya membatik dengan suasana perkampungan yang asri dan masih terjaga ketradisionalannya, yaitu pembatik di sana masih membatik dengan tangan dan jari-jemarinya. Ini biasa disebut batik tulis, tangan dan jari-jemari pembatiknya yang lihai memainkan canting dan melukis di atas kain putih polos lalu menghasilkan pola lukisan batik yang cantik membuat harga jual batik tulis semakin tinggi. Walaupun ada beberapa pembatik yang membatik menggunakan cap ini biasa disebut batik cap.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/foto3-5b06e7d7cf01b47516733912.jpg?t=o&v=770)
Seusai sholat jum’at Mahasiswa melanjutkan perjalanan (lagi) menuju Kampung Nelayan Bondet. Sesampainya di sana ternyata Mahasiswa diturunkan di pinggir jalan dan harus berjalan kaki untuk masuk ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bondet.
Berjalan kurang lebihnya sekitar 4 kilometer melewati perkampungan, perkebunan dan empang-empang belum lagi jalannya yang dipenuhi dengan bebatuan dan kerikil-kerikil membuat kaki Mahasiswa semakin kelelahan karena harus memilih jalan yang tepat agar tidak tersandung dan terluka. Dan mataharinya pun masih tersenyum bahagia. Sangat-sangat bahagia hingga membuat Mahasiswa benar-benar merasa tertantang dan mempunyai kesan-kesan yang unik pada tempat tersebut. Sesampainya di TPI Mahasiswa masih harus menunggu kapal nelayan yang datang. Selama menunggu di sana banyak suana human interest dan itu merupakan salah satu tugas fotografi Studi Jurnalistik, karena kampung ini juga melatih feel alias kepekaan pemotret.
Tidak lama kemudian kapal datang dan di sinilah Mahasiswa yang sudah kelelahan kembali segar ketika melihat kapal itu yang datang membawa ikan-ikan. Tugas fotografi di TPI ini sudah selesai dan Mahasiswa harus balik lagi ke bis akan tetapi Mahasiswa sudah kelelahan dan tidak ingin berjalan (lagi). Akhirnya, Mahasiswa kembali ke bis menggunakan kapal nelayan sambil menikmati teriknya matahari sore.
Esoknya pada hari ketiga, Mahasiswa dibangunkan pukul 03.00 WIB. Benar-benar sebuah tantangan yang tiada habisnya bagi seorang calon broadcaster.
Mahasiswa mengejar sunrise di pantai Kejawanan. Memotret menjelang matahari terbit dan suasana sekitarnya membuat kesabaran Mahasiswa diuji untuk menunggu dan menangkap moment. Pada akhirnya Mahasiswa sedikit kecewa karena matahari yang ditunggu-tunggu terbit tertutup awan akan tetapi di sinilah kreatifitas mahasiswa diuji, tidak dapat sunrise Mahasiswa bisa membuat foto siluet dengan objek-objek yang ada disekitarnya.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/foto4-5b06ebe6cf01b4374b24c244.jpg?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/foto5-5b06ec72bde57549c41dcbb4.jpg?t=o&v=770)
Pagi harinya, hari keempat. “Yeay akhirnya pulang juga”. Sebuah kalimat yang terucap dari para Mahasiswa, karena sudah bosannya dan capeknya dengan matahari yang selalu bahagia melihat mahasiswa kepanasan mengerjakan tugas. Tapi sebelum pulang masih ada satu tempat lagi yang harus di kunjungi, yaitu Goa Sunyaragi, ada beberapa mitos di Goa ini, dan Goa ini juga menjadi tempat persemedian para Sultan di Cirebon. Lalu kita melanjutkan perjalanan untuk makan siang, kali ini makan siangnya pakai Empal Gentong, salah satu kuliner khas Cirebon juga yang paling terkenal.
Dan para Mahasiswa melanjutkan perjalanan pulang menuju Stasiun Cirebon. Sebelumnya Mahasiswa foto bersama di depan gedung Balai Kota Cirebon dan Linggarjati. Para Mahasiswa sesampainya di Stasiun Cirebon banyak yang melakukan selfie dan foto bareng teman-teman dengan backround Kereta Api Argojati.
Itu adalah beberapa tempat wisata yang kami kunjungi (Mahasiswa-mahasiswa ATVI).
Orang-orang mengenal Cirebon adalah kota yang penuh dengan tempat-tempat suci seperti tempat ziarah. Itu memang benar, akan tetapi bagi masyarakat atau warga yang dari Cirebonnya sendiri maupun luar Cirebon bisa juga berwisata menikmati panasnya dan menariknya Kota Cirebon. Buktinya banyak tempat-tempat menarik yang kami kunjungi dan kami nikmati (Mahasiswa-mahasiwa ATVI).
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/24/img-20180511-wa0023-5b06ed76dd0fa86a6332ac78.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI