Mohon tunggu...
Trihito Eribowo
Trihito Eribowo Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

It's Something Unpredictable But In The End Is Right....I Hope U Have The Time Of U'r Life...!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

In Memoriam Robin Hutagaol: True Metal Lives Forever

18 Maret 2011   02:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42 3047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Robin Hutagaol, saya lebih akrab memanggil nama depan nya saja Robin. Seorang musisi Underground, tanah air yang sangat idealis, dan bergaya hidup sehat, tidak ngerokok, tidak minum alkohol, dan hal-hal negatif lain nya. Saat ini saya tidak akan membahas karier musik seorang drumer handal, yang pernah menjadi drumer band-band Underground papan atas seperti, Sucker Head, Defloration, Brain The Machine, dan terakhir Noxa, saya akan mencoba melihat sisi lain dari seorang Robin, dari sudut pandang saya sebagai, sahabat, adik kelas di kampus Universitas Sahid, dan seorang penggemar nya. Saya masuk di Univ. Sahid, ditahun 1997, sedangkan Robin, adalah senior saya, yang terpaut agak jauh, dia masuk ke Sahid, tahun 1992, berbeda lima tahun dengan saya, meskipun kita berdua satu Fakultas. Perkenalan saya dengan dirinya, atau lebih pantas di pantas disebut dirinya mengenal saya, karena sebelumnya saya sudah sering melihat dirinya beraksi di belakang set drum, ketika bermain bersama Sucker Head, dan Brain The Machine, terutama ketika Poster Cafe, sedang berjaya sebagai tempat berbagai acara Underground di Ibu Kota.

1300414448955234838
1300414448955234838
Pamflet acara, yang menjadi ajang perkenalan saya dengan mendiang Robin, untuk pertama kali nya. (koleksi pribadi) Perkenalan itu bermula ketika saya menjadi panitia acara kampus bertajuk Economic Fair 1998, acara kala itu yang mengadakan adalah Fakultas Ekonomi, yang merupakan Fakultas saya, dan Robin di Univ. Sahid. Sebagai angkatan termuda kala itu saya di percaya untuk membantu sebagai seksi acara, yang salah satu tugas nya adalah menyeleksi pengisi acara selain bintang tamu. Pada acara itu, Robin, dan band nya Brain The Machine, masuk sebagai salah satu bintang tamu, selain group Bunga, Traffic Light, Pandawa, dan Original Beat. Pada hari untuk menyeleksi semua band yang mendaftar untuk menjadi pengisi acara, di sebuah studio di daerah Tebet, saya pun datang ke kampus untuk berkumpul bersama panitia lain nya yang akan menyeleksi, terlebih dahulu sebelum berangkat ke studio. Robin, yang kala itu di mintai tolong oleh ketua panitia untuk ikut membantu proses seleksi sudah sampai duluan di kampus. Terus terang saja saya agak kaget juga melihat sosok nya saat itu, saya pun langsung mengenalkan diri, yang di balas oleh jabatan erat, ala anak Underground oleh nya. Setelah itu kami pun bersama-sama berangkat ke studio untuk melakukan seleksi. Sesampai nya di studio, Robin, bersiap dengan kertas penilaian nya, begitu juga saya. Ketika berada di dalam studio, dengan dirinya, saya tentu saja memanggil nya Bang Robin, tapi apa yang di bilang nya saat itu, " To, lu manggil nama aja lah, kayak ama siapa aja lu ? ", wah, saya kaget bukan kepalang, padahal sebagai angkatan termuda, sudah sewajar nya saya memanggil nya dengan kata Bang, untuk menunjukan rasa hormat saya pada dirinya. Tetapi dengan perkataan nya saat itu, membuat rasa hormat saya kepada dirinya bertambah besar, dan sejak saat itu saya selalu menyapanya dengan Robin, sesuai dengan permintaan nya. Acara seleksi pun berjalan dengan lancar, dan berakhir ketika hari sudah menjelang sore, sekitar pukul 16:00. Kami pun kembali ke kampus untuk langsung berembuk, dan mencocokan form penilaian. Setelah berembuk selama kurang lebih satu jam, dan sudah menentukan siapa-siapa saja yang lolos untuk mengisi acara, kami berempat, saya, Robin, Doel, dan Nyoman, langsung menuju warung nasi goreng sea food kumis, di seberang kampus, untuk mengisi perut. Satu hal lagi yang membuat saya terkesan pada sosok Robin, pada perkenalan pertama itu, adalah ketika kita selesai makan, dan Robin, pamit untuk pulang, Doel, menghampiri untuk memberikan uang sekedar nya, sebagai pengganti transport, dan tanda terima kasih, karena sudah membantu, tetapi dengan halus, Robin, menolak nya, dia bilang, " enggak ah, kayak ama orang lain aja lu ", dan dirinya pun berlalu sambil melabaikan tangan nya, wah, sejak itu saya pun membatin bahwa inilah yang di sebut seorang dengan identitas Underground, yang kental, keren Bin. Sejak perkenalan itu kami pun sering bertegur sapa, dan ngobrol-ngobrol ketika bertemu di kampus, sebelum acara di gelar. Sempat juga dia bertanya, apakah saya akan ikut mengisi acara , " To, lu main gak ntar ", saya jawab, " Main Bin, biasa lah jatah panitia gak ada yang ngambil, ya udah gua aja lah yang main....he.he.he.he.he ", dia pun balik bertanya, " bawain apa lu ? ", saya jawab " gua bawain Nirvana, Bin, paling empat lagu lah ", dan dia pun menyambung " wah ngegrunge lu yach ? ", " Yoi ", jawab saya, " paten lah To, bawain Sliver donk ", katanya" boleh Bin", jawab saya. Besok nya ketika berlatih bersama band saya, lagu "Sliver", pun masuk sebagai salah satu lagu yang akan saya bawakan di acara itu, oooiiyyaa, acara itu adalah panggung pertama saya di kampus, setelah sebelum nya ketika SMA, saya juga sering main bersama band teman SMA. Acara pun di mulai, pada hari Minggu, tanggal 28 Juni 1998. Saya main ketika hari masih sore, sekitar pukul 17:00, waktu itu penonton baru mulai berdatangan, dan sudah setengah dari space acara terisi. Empat lagu dari Nirvana, termasuk " Sliver", saya geber. Setelah saya turun dari panggung, dan berjalan ke arah belakang Robin, langsung menyapa " paten To, lu bawain juga tuch Sliver ", " lah kan elu yang minta ?, jawab saya, "ha.ha.ha.ha.ha.ha....thank u To ", katanya, " sama-sama Bin ", jawab saya, sambil tos. Saya pun menunggu dengan sabar penampilan Robin, bersama Brain The Machine. Saat dia main, saya pun tidak bisa menhan diri untuk bergoyang bersama penonton, nge-slam bareng, atribut panitia saya copot sementara...he.he.he. Sejak itu hubungan pertemanan kami pun semakin akrab.
13004203411131714828
13004203411131714828
Yang mengenakan toga, dari kiri, Bang Ucok, Bang Tion, Robin, dan Yaser, sesaat setelah wisuda, langsung turun kejalan, bergabung dengan Mahasiswa Sahid, untuk melakukan aksi damai. (foto:bangucokcollection) Setelah acara itu, selang satu minggu pergolakan terjadi di Jakarta, menuntut pengunduran Suharto, dan antek-antek nya. Pada beberapa aksi aksi Robin, pun turun ke jalan bersama saya, anak-anak Sahid, lain nya, kala itu kami bergabung dengan Forkot ( forum kota ). Pernah pada suatu aksi saya bersama Robin, dan anak Sahid, melakukan long march, ke gedung DPR. Bahkan ketika Robin, di wisuda, setelah acara wisuda, diri nya langsung bergabung dengan kami yang akan melakukan aksi, mantab Bin. Saya pun bergabung dengan UMUS ( Unit Musik Univ. Sahid ), dan sering mengadakan acara, yang di mana Robin, juga menjadi pengisi acara bersama band nya. Purlpe Night 98, dan Gelar Kreasi dan Seni 2000, menjadi penampilan terbaik Robin, bersama Brain The Machine. Selain acara di lingkungan kampus, kami juga sering bertemu ketika ada acara Underground. Salah satu nya ketika acara "Gerilya Musik Underground", yang di adakan oleh Univ Jayabaya, tahun 2001. Ketika itu Superman Is Dead, dan band Jerman Skin Of Tears, menjadi bintang tamunya. Saya yang berangkat bersama anak UMUS, dari kampus, bertemu Robin, di tempat acara, dan ketika SID tampil, ketika itu mereka masih membawakan lagu-lagu NOFX, Robin pun mengajak bermoshing ria, " ayo To", katanya sambil mendorong dari belakang, saya yang memang sudah gatal ingin bergoyang pun menyambut ajakan nya, jadilah kita semua ber-moshing ria, ramai-ramai. Selain itu masih banyak moment ketika kami bersama, yang kalau saya tuliskan semua akan memakan banyak halaman.
13004146461383664677
13004146461383664677
Ade, Robin, Tony, dan Dipa, memberikan salam penghormatan pada penonton ketika menyelesaikan suatu pertunjukan. (foto:googlesearch) Pada tahun 2002, Robin, bersama Ade ( maling ) gitar, Tony ( togen ) vocal, dan Dipa bas, yang semua nya adalah lulusan Univ. Sahid, dan saya mengenal semua nya, membentuk band Noxa, sebuah komposisi yang unik, karena mereka berempat, berasal dari suku yang berbeda, dan juga memiliki keyakinan yang berbeda-beda, suatu kombinasi yang menggambarkan Bhineka Tunggal Ika, yang sangat indah. Bersama Noxa, Robin, terus bergerilya di jagad musik underground tanah air. Selain bermain musik, Robin, juga memiliki sebuah distro, yang menjual kaos, aksesoris metal, piercing, dan studio tattoo, yang bernama Ish-Kabible, dan usaha nya itu berjalan dengan sukses. Sampai ketika saya menghilang dari kampus selama tujuh bulan, karena ada urusan, dan baru kembali main ke kampus pada bulan Maret 2009, oooiiyaa, saya lulus dari Univ. Sahid, tahun 2003, saya mendapati pamflet, yang memberitahukan bahwa, salah satu sahabat saya Robin Hutagaol, telah berpulang ke hadirat TUHAN YME, weh, saya terkejut bukan kepalang, dan bukankah yang saya dengar bersama Noxa, Robin, baru saja ikut Festival Monster Of Rock, di Finlandia, bersama band trash metal papan atas Slayer. Saya pun langsung mencari informasi penyebab meninggal nya Robin. Saya mendapatkan berita, bahwa pada tanggal 12 Januari 2009, lalu dirinya mengalami kecelakaan lalu lintas, atau tabrak lari, dan setelah berjuang selama kurang lebih  satu minggu, Robin, pun berpulang ke hadirat nya dengan tenang di RS Husada Mangga Dua, pada tanggal 17 Jan 2009. Dirinya di kebumikan di pemakaman Menteng Pulo, Jakarta.
1300414790293089803
1300414790293089803
Dunia musik underground tanah air pun berduka, dan sebuah acara bertajuk "United We Care", pun di helat untuk memberikan penghormatan bagi sosok luar biasa ini dari musisi, dan penggemar musik underground pada tanggal 25 Jan 2009. Sebuah kehilangan besar bagi musik underground tanah air, tetapi semangat Robin, tidak akan pernah mati, di dalam jiwa seluruh musisi, dan penggemar musik underground di Indonesia. Menyesal sekali saya tidak berada di dekat sahabat saya itu ketika dirinya pergi untuk selama nya, saya hanya mampu memanjatkan doa bagi sahabat saya itu. Selamat jalan Bin, kami akan teruskan perjuangan mu. I Miss U So Much Bin.
13004150171867446470
13004150171867446470
Robin In action with Noxa Dari berbagai sumber. Regards

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun