Drama "Sebelum Sembahyang" yang ditulis oleh Kecuk Ismadi C.R. adalah sebuah karya sastra yang tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial dan spiritual yang ada di dalamnya. Drama ini membahas berbagai aspek kehidupan sosial yang dapat berfungsi sebagai alat pendidikan karakter, terutama bagi anak-anak di usia Sekolah Dasar (SD). Dengan membahas alur cerita dan tokoh-tokoh dalam narasi, anak-anak tidak hanya diajarkan etika, tetapi juga diberikan bimbingan untuk mengembangkan empati, menghargai perbedaan, dan memahami pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Sosial yang Terkandung dalam Drama "Sebelum Sembahyang"
Drama "Sebelum Sembahyang" mencerminkan berbagai tema yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan interaksi antar individu. Beberapa nilai sosial penting yang bisa dipelajari anak-anak dari drama ini antara lain:
- Toleransi: Dalam drama ini, anak-anak diajak untuk mengerti dan menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat. Karakter-karakter dalam cerita menghadapi variasi dalam agama, budaya, dan pandangan hidup. Ini mengajarkan anak-anak untuk menerima perbedaan dan mengutamakan saling menghormati, yang merupakan sikap penting untuk hidup dengan harmonis.
- Kejujuran: Drama ini juga menyampaikan informasi tentang pentingnya kejujuran dalam hubungan antar orang. Melalui karakter yang mengalami dilema moral, anak-anak diajak merenungkan dampak dari berkata jujur dan berbohong. Kejujuran menjadi dasar untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang baik.
- Pola Asuh yang Baik: Drama ini memperlihatkan peran orang tua atau pengasuh dalam pengembangan karakter anak. Dengan memamerkan dinamika keluarga dan metode pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua, drama ini mengajarkan bahwa mendidik anak dengan kasih sayang, kesabaran, dan pengertian sangatlah penting.
- Lingkungan yang Negatif: Salah satu pesan utama dalam drama ini adalah tentang pengaruh lingkungan yang tidak mendukung terhadap perkembangan karakter anak. Karakter-karakter dalam cerita terjebak dalam situasi sosial yang buruk, yang memengaruhi mereka untuk berperilaku negatif. Drama ini mengingatkan anak-anak untuk memilih lingkungan yang positif supaya dapat tumbuh menjadi individu yang baik.
- Menghormati Sesama: Karakter-karakter dalam drama ini menekankan pentingnya menghargai orang lain, meski mereka berasal dari latar belakang yang beragam. Sikap saling menghormati dan berbagi kasih dapat membangun ikatan sosial yang lebih kuat dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih damai.
Mendidik Empati Melalui Drama "Sebelum Sembahyang"
Menurut Rom, A., Sugono, D., & Dourahu, M. (n.d.) salah satu cara yang sangat efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang empati lewat pertunjukan teater. Dengan menonton atau terlibat dalam drama "Sebelum Sembahyang", anak-anak dapat merasakan secara langsung emosi dan konflik yang dialami oleh karakter dalam cerita. Mereka akan mampu memahami sudut pandang orang lain, merasakan kesakitan, kebahagiaan, atau dilema moral yang dialami oleh karakter-karakter tersebut.
Sebagai contoh, ketika seorang anak menyaksikan karakter yang mengalami kesulitan dalam memilih antara mengikuti ajaran agama atau menghadapi tekanan sosial, mereka bisa merasakan dilema yang serupa. Dengan cara ini, anak-anak belajar mengenali perasaan orang lain dan memikirkan cara berperilaku dengan empati dalam situasi yang sama.
Keterlibatan dalam drama juga memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka dan berinteraksi dengan teman-teman mereka dalam lingkungan yang mendidik. Mereka tidak hanya didorong untuk memahami nilai-nilai sosial secara intelektual, tetapi juga merasakannya secara emosional.
Pendekatan Mimesis dalam Pembelajaran
Drama "Sebelum Sembahyang" juga dapat dipelajari dengan menggunakan pendekatan mimesis, yang adalah metode untuk memahami hubungan antara sastra dan kehidupan sehari-hari. Dengan mimesis, anak-anak didorong untuk menyadari bagaimana nilai-nilai yang terdapat dalam drama dapat tercermin dalam kehidupan mereka. Ini membantu mereka tidak hanya memahami isi drama, tetapi juga menghubungkannya dengan pengalaman pribadi dan situasi sosial yang mereka hadapi.
Dengan pendekatan ini, proses pembelajaran menjadi lebih relevan dan sesuai dengan kehidupan mereka. Anak-anak tidak hanya mempelajari teori tentang nilai sosial, tetapi juga melihat bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam situasi nyata melalui tindakan dan pilihan yang dibuat oleh karakter dalam cerita. Pendekatan ini memperdalam pemahaman anak-anak mengenai lingkungan sosial mereka, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis tentang perilaku mereka sendiri.