Mohon tunggu...
Tri Harnanik atas asih
Tri Harnanik atas asih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru di daerah gunung kidul, Yogyakarta.Pecinta literasi dan sudah membuat buku berupa cerpen, puisi, novel dan juga i penulis skenario

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Go Home

27 Mei 2024   19:25 Diperbarui: 27 Mei 2024   19:41 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#kompetisi_novella_batch3_QP

Prolog

Diva adalah  seorang yatim sejak ia dilahirkan di dunia. Sang ayah pergi tak tahu rimbanya, hingga meninggalkan ibunya yang mengandung darah dagingnya.

Saat ibunya melahirkan Diva, kakeknya pun meninggal dunia. Lengkap sudah kesedihan yang dialami Bu Aminah,nama ibu Diva.

Diva kecil hidup bersama Bu Aminah di kampung Melayu. Kampung yang masih asri, jauh dari keramaian kota. Nenek Diva kesehariannya bekerja sebagai petani, dan Bu Aminah membantu ibunya di sawah. Saat panen tiba, Bu Aminah menjual sebagian panennya ke pasar, untuk mencukupi kebutuhan mereka bertiga.

Semakin hari, Diva tumbuh menjadi gadis yang cerdas. Ia pun menanyakan ayah kandungnya yang selama ini tidak pernah ada di kehidupannya. Nenek dan ibunya terperanjat seketika. Diva nekat ingin mencari sosok ayahnya yang ia impikan setiap malam.

Bab 1

Diva Kecil berlari- karuan di tepi danau dekat rumahnya. Wajahnya nampak riang, sesekali ia berteriak memanggil-manggil ibunya.

"Bu, liat itu....Ada ikan di situ!" Teriaknya. Tangan kecilnya menggoncang tubuh ibunya yang asyik mencuci pakaian. "Iya ibu tahu, biarkan ikan itu berenang ya, Nak."

" Iya Bu... Diva tak lepas melihat ikan kecil berwarna emas itu dari matanya. " Kalau aku bisa mengambil ikan itu,pasti ibu akan marah," batinnya. Ia pun duduk di sebelah ibunya sambil termenung.

Terik matahari sudah mulai terlihat. Membuat tubuh terasa terbakar.  Musim  kemarau kali ini berkepanjangan. Hampir air di danau terkuras habis dan kering. Biarpun air danau hanya untuk mandi dan mencuci, tetapi tetap saja airnya mulai surut.

"Ayo kita pulang, Diva." Ibu terlihat berkemas, setelah selesai mencuci pakaian yang setenggok itu. "Ayo, Bu." Diva berdiri dari tempat duduknya dan berjalan beriringan. Suara garengpun terdengar nyaring di sela-sela pohon jati.

"Hati ini ibu masak apa?" tanya Diva sampai rumah. Perutnya mulai keroncongan,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun