Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (120): Tempat Keramat

29 Desember 2024   06:17 Diperbarui: 29 Desember 2024   06:17 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alya lupa mengucapkan terima kasih karena matanya melihat dinding sumur di tengah ruangan. Jantungnya berdebar tegang. Ia menuntun Zulaikah untuk duduk di tempat altar yang dilapisi permadani tebal dan empuk.

Ketika pintu ditutup, Zulaikah memeluk Alya, yang juga membalas memeluknya. Ia merasa nyaman dan senang dalam pelukan Alya, dan menutup matanya rapat-rapat. "Mbak, tempat keramat itu apa?"

"Tempat yang bagus untuk menenangkan pikiran!"

"Kenapa bagus?"

"Karena tertutup rapat, jadi suasananya tenang!"

"Ooh..!" Ingin rasanya ia tidur dalam keadaan seperti itu. Ia merasa enggan untuk membuka mata, takut akan melihat hal-hal yang mengerikan kalau membukanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun