"Ha..ha..ha..!" Ki Paimo tertawa dengan nada mengejek. "Kalian anak-anak ingusan, jangan-jangan kalian sudah kelelahan dan mulai ketakutan sekarang! Lebih baik menyerahlah kalian, maka akan kami ampuni, daripada mampus!"
"Kalianlah yang akan mampus lebih dulu!" sahut Mahesa.
Dua orang tokoh tua itu berusaha menjatuhkan mental pasangan muda itu, karena mereka merasa sudah tidak sanggup melawan. Memang, betapa pun jahat dan kejam hati seorang pendekar yang sakti dan aneh, namun ciri khas seorang pendekar masih ada pada mereka, yaitu mengagumi serta menghargai kelihaian dan kehebatan musuhnya.
Kedua Pendekar Jeliteng itu merasa sudah tidak berharga di mata Ki Demang, merasa sudah akan dibuang, sehingga kini mereka diberi tugas untuk menjaga keamanan di Pesanggrahan Seribu Kembang, menggantikan Juragan Bejo dan Ki Bogel. Bagi mereka berdua, bertempur sampai mati lebih terhormat.
"Demi harga diri!" teriak serak kedua pendekar tua itu serentak. Lalu memaksakan diri untuk bertempur sampai tetes darah penghabisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H