Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (50), Tamasya Sejarah

21 Agustus 2024   08:22 Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:38 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Oleh: Tri Handoyo

Malam itu mereka menginap di area pertirtaan. Arum tampak sangat menikmati bermalam di alam bebas, tidur di dalam dokar, karena itu mengingatkannya saat perjalanan mencari Gua Sigolo-golo. Arum mulai banyak bercerita kepada suaminya. Ia bercerita dengan mata berbinar penuh kebahagiaan, tentang masa kecilnya ketika pergi ke pusat pemerintahan di Trowulan, tentang bangunan-bangunan rumah yang indah dan juga tentang istana yang baru pertama kali dilihat sepanjang hidupnya, yang tidak akan pernah ia lupakan untuk selama-lamanya. Itulah kenangan perjalanannya yang terakhir bersama kedua orang tuanya.

"Oh ya, aku lupa, Dinda!" Tulus bangkit, lalu meraih tas, dan tangannya meraba-raba isinya. Ia mengeluarkan sebuah wadah kecil mirip botol terbuat dari emas, dan memberikannya kepada sang istri sambil berkata, "Ini minyak wangi, hadiah dariku untuk orang yang paling kucintai di dunia ini!"

Minyak wangi atau parfum berasal dari sebuah frasa dalam bahasa Latin, yang berarti 'Menembus Asap'. Sekitar 4000 tahun silam, bangsa Mesopotamia menemukan wewangian, yang saat itu berupa dupa, yang digunakan sebagai benda ritual keagamaan. Hanya para rahib dan pendeta serta segelintir keluarga raja yang boleh menggunakannya. Hal ini berlangsung lama hingga jauh melewati jaman keemasan Mesir Kuno.

Mereka meyakini bau harum bisa menarik hati para dewa, mengantar roh menuju nirwana, dan juga bisa untuk mengusir setan jahat yang menghinggapi orang sakit. Oleh karena itu mereka menaruh banyak parfum di makam-makam firaun. Yang paling populer adalah makam Raja Tutankhamen, di mana wadah-wadah parfum mengelilinginya. Setelah berabad-abad berlalu, ketika tempat itu dibuka aroma wangi parfum itu masih bisa tercium.

Cleopatra sebagai ikon kecantikan Mesir melanjutkan tradisi penggunaan parfum. Dia selalu membawa beragam parfum, wadah-wadah dupa, flacons berisi minyak kayu manis, dan kemenyan dalam botol-botol yang indah. Parfumnya luar biasa mewah dan aromanya memancar kuat. Sebelum kakinya menginjak di Mesir, orang-orang lebih dulu mencium wangi parfumnya yang diterbangkan angin, ketimbang melihat kapal yang membawanya dari Roma.

Pembuatan parfum berkembang pesat di Mesir, dengan beragam wadah indah untuk tempat parfum. Umumnya wadah itu terbuat dari pualam, porselen, emas, atau logam lainnya. Ketika kaca mulai dikenal sekitar 1558 SM, orang kemudian menggunakannya untuk botol parfum.

Orang-orang Yunani dan Romawi mendapatkan parfum Mesir melalui perdagangan antara Pulau Kreta dan Mesir. Setelah penyerbuan Alexander Agung ke Mesir pada abad ke 3 SM, penggunaan parfum melonjak drastis. Meski butuh waktu lama, Yunani kemudian bisa memproduksi parfum sendiri. Bangsa inilah yang diyakini sebagai pembuat parfum cair pertama.

Parfum kemudian mengalami kemajuan pada masa kejayaan Islam. Yang paling spektakuler adalah penemuan parfum ekstraksi oleh ahli kimia Ibnu Sina. Bila sebelumnya parfum cair adalah campuran minyak dengan bubuk tetumbuhan, cendikiawan muslim tersebut membuatnya dengan teknik menyuling minyak dan sari langsung dari bunganya. Percobaan pertama kalinya ia praktekan pada bunga mawar.

Parfum sebagai penggerak alam semesta, membantu orang ketika berdoa, mengobati, berperang, bercinta, berkarya, dan mempersiapkan kematian.

Air mata Arum hampir menetes. Untuk pertama kalinya dalam hubungan perkawinannya, ia mendengar langsung kata cinta yang meluncur dari mulut suaminya.

Sebelumnya Arum menduga bahwa Tulus menikahinya hanya karena atas permintaan ayahnya. Arum juga tahu bahwa suaminya itu pernah mencintai Roro Ajeng dan mereka sudah berpacaran. Oleh karena itu, sejak ayahnya meninggal dunia ia selalu diliputi kekhawatiran jika suatu saat nanti suaminya itu akan meninggalkannya. Bukankah orang yang dianggap berjasa besar dalam hidupnya, yang membuat dia merasa berhutang budi itu, sudah tidak ada lagi.

Malam itu ia seolah-olah baru pertama kali jatuh cinta. Hatinya bergejolak bahagia. Kemudian, ia mengangkat tangannya untuk menutupi air matanya yang nyaris jatuh. "Aku sangat mencintaimu, Kanda!" Ia mengucapkannya dengan sepenuh hati, dari lubuk hati yang terdalam.

***

Dahulu kala Jombang diduga merupakan wilayah yang akrab dengan Prabu Airlangga. Salah satu peninggalan Sang Prabu adalah Sendang Made yang terletak di Kecamatan Kudu.

Lokasi Sendang Made dapat dicapai dengan rute yang menyeberangi sungai Brantas dengan perahu, atau melewati satu-satunya jembatan yang berada jauh di wilayah Mojokerto.

Pemandangan pepohonan tua yang akarnya begitu besar dan kuat, sungguh eksotis. Pohonnya menjulang tinggi, sehingga ranting dan dedaunannya menghalagi cahaya matahari. Benar-benar membuat lokasi itu terasa teduh dan sejuk.

Tamasya sejarah petilasan Prabu Airlangga itu terletak di lereng Pegunungan Kendeng. Terdapat banyak kolam di kompleks petilasan itu, yang paling besar dinamakan Sendang Gede. Ada kolam-kolam lain yang berukuran lebih kecil di sekitar Sendang Made dan punya nama sendiri-sendiri, yaitu Sendang Payung, Sendang Pengilon, Sendang Kamulyan, Sendang Condong, Sendang Padusan, Sendang Sinden, Sendang Paomben, Sendang Drajat, dan Sendang Gede.

Ada ikan yang hidup di dalam kolam-kolam yang tak pernah kering itu. Ikan-ikan itu tak boleh diambil dan diganggu, karena punya mitos lengkap dengan cerita magisnya. Konon, ikan-ikan itu melambangkan perkembangan dan kondisi jaman. Apabila hanya sedikit ikan yang terlihat di dalam kolam, itu tandanya jaman sulit. Sedangkan bila ikan terlihat banyak, maka pertanda murah sandang pangan.

"Aku melihat ikan, Kanda! Ikan itu kecil. Aku kasihan, ia mungkin kehilangan ibunya..!" seru Arum sambil bermain air.

Dari cerita rakyat yang turun-temurun, ada kemungkinan Sang Prabu Airlangga menggunakan nama samaran 'Made' ketika dalam pelarian, yang kemudian menjadi asal-usul nama desa tersebut.

Awal ceritanya, Sang Raja yang merupakan seorang pangeran dari Bali ini sedang melangsungkan pernikahan dengan putri Dewi Sekarwati yang merupakan anak dari pamannya. Ketika pesta pernikahan sedang digelar, tiba-tiba ada serangan tentara Raja Wura-Wuri dari Tulungagung.

Sang Pangeran Bali dan pengantinnya kemudian lari ke pedalaman hutan belantara di Jombang, ditemani orang kepercayaannya Mpu Narotama dan beberapa pengikut serta para dayang.

Sang Prabu bersama para pengikutnya tinggal kurang lebih selama tiga tahun di Sendang Made. Selama masa pelarian Raja Airlangga menyamar menjadi rakyat biasa yang bekerja sebagai pembuat kerajinan, pengrajin emas, dan sesekali berprofesi sebagai grup kesenian keliling.

Sang Prabu punya kebiasaan melakukan nyepi di sendang. Aktivitas nyepi ini dilakukan dengan mandi berendam dalam sendang. Bisa jadi, setelah mandi beliau tampak bersih dan segar, sehingga penampilannya semakin menarik dan semakin laris sebagai seniman keliling.

Masyarakat kemudian meyakini bahwa dengan melakukan ritual itulah maka akan laris tanggapan seperti yang terjadi pada Airlangga. Selain itu harapan dan cita-cita Sang Prabu juga terkabul. Dari kisah itulah akhirnya muncul tradisi kungkum yang digelar setiap tahun pada bulan Suro.

Orang-orang yang kungkum di Sendang Made umumnya memiliki harapan tersendiri. Biasanya, orang yang ingin peningkatan dalam karirnya segera terwujud, atau dalang ingin semakin terampil dalam memainkan lakonnya. Para sinden berharap suaranya bisa semerdu istri Sang Prabu yang juga dikenal dengan nama Galuh Sekar Kedaton. Permaisuri Raja Airlangga yang juga merupakan putri Prabu Dharmawangsa itu berperan menjadi 'biduan' saat dalam penyamaran.

Sedangkan ritual 'pelantikan' sinden biasanya dihelat setahun sekali di Bulan Suro, dan dilakukan bersamaan. Seorang perempuan yang akan menjadi sinden, atau Sang Dalang dalam pementasan wayang harus dimandikan terlebih dahulu di Sendang Made, karena mengikuti aktivitas yang menjadi cikal bakal ritual yang dilakukan Raja Airlangga.

Kumkum itu juga dilakukan untuk pembersihan jiwa semua pelaku seni agar selalu menghasilkan karya terbaik. Selain itu juga sebagai bentuk penobatan profesionalisme, tujuannya agar tidak terjadi kesenjangan di antara sesama seniman.

Prosesi unik dimulai dengan mengguyur air sendang ke tubuh para peserta ritual. Dengan kebaya merah dan jarik, para sinden ini berjajar untuk melakukan kungkum. Saat air sendang diguyurkan oleh sesepuh masyarakat setempat, para calon sinden dan dalang dianjurkan berdoa meminta apa yang diinginkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, lalu dituangkan air yang sudah diberi doa ke dalam guci yang boleh dibawa pulang oleh para peserta pelantikan.

Setelah selesai dilantik sebagai sinden, para peserta penobatan dikalungkan selendang hijau yang menandakan mereka sudah sah sebagai sinden. Selendang hijau yang dikalungkan tampak kontras dengan kebaya merah yang mereka kenakan. Kebaya merah adalah jati diri mereka dan pengalungan selendang hijau sebuah perlambang para sinden ini resmi masuk dalam dunia seni. Merah dipadukan dengan hijau, sesuai dengan warna perlambang kota Jombang.

Malam itu Tulus dan Arum melakukan ritual kumkum. Tidak ada seorang pun di tempat itu selain mereka berdua, dan ratusan pasang mata para dedemit penunggu hutan yang hanya mampu mengawasi mereka dari jarak jauh. Arum tidak sedikitpun merasa takut sepanjang ada Tulus di dekatnya, dan Tulus pun tidak memiliki rasa takut sedikit pun karena ia memiliki iman yang kuat. Di samping itu ia mengenakan cincin pirus hadiah dari Mbah Kucing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun