Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (43), Pernikahan Terpaksa

9 Agustus 2024   05:10 Diperbarui: 9 Agustus 2024   05:51 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Oleh: Tri Handoyo

Hidup dikejar-kejar oleh hasrat. Hasrat yang selalu menuntut untuk dipenuhi, dan ketika telah terpenuhi, lantas masih menanti seribu satu hal lain di depan yang akan menjadi tuntutan berikutnya. Maka, berbahagialah dia yang bisa menundukan hasratnya. Bukan berarti menolak segala kesenangan hawa nafsu, melainkan tidak dikuasai oleh hawa nafsu, sehingga hidupnya tidak dikejar-kejar oleh tuntutan dan kepuasan semu, maka terwujudlah hidup yang hakiki.

Tangkai bunga melati terayun-ayun ke kanan-kiri, menari-nari karena hembusan angin. Dua orang yang duduk di dekat taman sebuah candi tampak diam membisu, seperti sepasang arca Dwarapala di depan gapura. Sementara pandangan mata mereka melayang jauh ke ufuk barat, di mana Sang Surya tengah merangkak pulang.

Pikiran kedua orang itu, Tulus dan Ajeng, sedang mencari-cari jawaban pertanyaan hati mereka masing-masing, melayang-layang di awan seperti mencari-cari sesuatu yang hilang. Mereka sudah lama berdiam diri seperti itu, dibuai oleh lamunan.

"Cak...," panggil Ajeng lirih, namun karena sejak tadi mereka tidak mendengar suara apa-apa, maka suara panggilan itu seolah-olah halilintar yang memecah keheningan.

Tulus menoleh, seolah-olah baru tersadar dari mimpi. "Hmm.., iya?"

"Cak Tulus mengajak ke sini katanya mau bicara sesuatu, tapi kok malah melamun saja?"

"Hm.., aku terpesona akan keindahan senja ini, Dik!"

"Iya, aku pun terpesona oleh bangunan candi yang unik ini, tapi apakah aku akan seperti arca Bolobuto yang kerjanya hanya diam di tempat sunyi ini?"

"Kuajak kamu ke sini agar kita bisa bicara dengan tenang dari hati ke hati! Sebab hanya sesuatu yang timbul dari hati itulah yang murni!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun