Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (38): Tergulingnya Singgasana Majapahit

4 Agustus 2024   07:16 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:20 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pagi hari yang ditentukan, serbuan yang sebenarnya datang dari arah Daha. Sepuluh ribu tentara menyerbu dengan brutal bagaikan badai topan. Tentara Majapahit yang bertahan sudah berkurang banyak. Nyaris tidak ada perlawanan yang cukup berarti, sehingga istana akhirnya bisa dikuasai pihak musuh.

Prabhu Brawijaya V seketika merasa sangat terpukul. Dadanya sesak bagai ditindih batu besar. Mulutnya tiada henti menyebut nama Mahadeva berkali-kali.

Sejak Mahapatih Gajah Mada menghilang, Majapahit terus meluncur bebas menuju kehancuran, oleh karena dilanda perang saudara. Stabilitas terkoyak-koyak, nyawa dan darah terus ditumpahkan demi perebutan kekuasaan. Sebelumnya teradi Perang Paregreg, yang terjadi karena Kadipaten Blambangan hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan. Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil ditaklukkan oleh seorang ksatria berdarah Blambangan sendiri yang membelot ke Majapahit, yaitu Raden Gajah. Raden Gajah yang merupakan keponakan Bhre Wirabhumi kemudian menjadi Adipati Blambangan dengan nama Minak Jingga.

Sepeninggal Prabhu Wikramawardhana, ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Ratu Suhita, Minak Jingga yang kemudian hendak melepaskan diri dari pusat pemerintahan. Tampillah Raden Paramesywara (Damarwulan), yang berhasil menumpas pemberontakan Minak Jingga. Akhirnya, Raden Paramesywara dijadikan suami oleh Ratu Suhita. Kini Brawijaya V digulingkan oleh keponakannya sendiri, Dyah Ranawiaya.

Kaum bangsawan seolah tidak peduli dengan kehidupan rakyat kecil. Mereka hanya mementingkan kekuasaan dan rakyat disuguhi berbagai aksi peperangan dan pertumpahan darah yang terus terulang dan tak kunjung usai.

Setelah berhasil menaklukan Majapahit, Dyah Ranawijaya kemudian naik tahta bergelar Prabu Natha Girindrawardhana Sri Wilwatikta Jenggala Kediri, yang artinya penguasa Majapahit, Jenggala, dan Kediri. Pada tahun itu juga, 1486 masehi, pusat pemerintahan di Trowulan dipindahkan ke Daha.

Tatkala pasukan Majapahit terus dipukul mundur hingga masuk ke dalam kota, Tumenggung Rangga Wisesa memerintahkan kepala keamanan Ki Kelabang Karang untuk mengungsikan istri dan anak-anak tumenggung. Pasukan musuh sudah mengepung dan pertempuran dengan beberapa prajurit penjaga pendopo sedang berlangsung sengit.

Tumenggung yang tidak becus mengurus pemerintahan itu tak berdaya mengatasi pejabat bawahannya yang selama ini hanya mengutamakan kesenangan pribadi dan menumpuk-numpuk harta kekayaan, hingga dengan mudahnya mereka kini dibantai barisan musuh. Tumenggung Rangga pun akhirnya tewas ditangan Ki Rojowojo, salah satu pendekar andalan Dyah Ranawijaya.

Ki Kelabang Karang melihat bahwa seluruh penghuni rumah sudah terbunuh. Prajurit yang setia itu pun mengamuk hebat, bertempur habis-habisan. Siap menumpahkan darahnya diatas pangkuan ibu pertiwi sampai tetesan terakhir. Senjata kapak bergagang panjang kebanggaannya ia putar-putar dengan hebat. Ia terus menerjang maju, membabat satu per satu musuh hingga tinggal berhadap-hadapan dengan Ki Rojowojo.

Ki Rojowojo adalah seorang pertapa sakti yang menguasai wilayah selatan. Dengan bersenjatakan tombak trisula yang terkenal, ia menyerang dengan tak kalah sengitnya.

Suatu ketika Ki Kelabang memiliki kesempatan untuk menebas kepala Ki Rojowojo yang sedang dalam posisi terjepit. Namun dengan tangkas Ki Rojowojo menangkis ayunan kapak itu dengan tombaknya, dan keduanya berseru kaget karena ketika kedua senjata itu berbenturan, keduanya terpental mundur belasan jengkal karena hebatnya tenaga dalam mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun