Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (38): Tergulingnya Singgasana Majapahit

4 Agustus 2024   07:16 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Oleh: Tri Handoyo

Dalam keremangan pagi, di daerah perbatasan Jombang Mojokerto, sepasang suami istri peladang melihat seorang penunggang kuda terjatuh dari kudanya. Mereka kemudian mendekati penunggang kuda itu untuk memberi pertolongan. Setelah dekat, tampaklah tubuh pria muda yang sudah tak bernyawa. Mereka segera memanggil warga yang kemudian beramai-ramai menggotong tubuh naas itu ke balai desa.

Mayat itu memakai pakaian cirikhas prajurit Demak Bintara, lengkap dengan tanda pangkatnya. Yang menarik, terdapat tas kulit yang dijahit di sisi bagian dalam pakaian. Mereka segera menduga bahwa isi tas itu pasti sangat penting, sehingga dalam situasi bagaimana pun juga si pemilik tidak akan sampai kehilangan. Harus dipertahankan sampai mati.

Berita ini segera dilaporkan ke Wanua, terus ke Kademangan dan selanjutnya ke Wateg. Tumenggung, Demang, Prajurit Keamanan Nagara, Telik Sandibhaya, akhirnya dipanggil untuk menyelidiki isi tas yang ternyata berisi surat rahasia.

Dua minggu sebelumnya, Dyah Ranawijaya merasa bahwa kekuatan bala tentaranya kini telah siap untuk menyerang Majapahit. Akan tetapi, ia sadar meski dengan spuluh ribu tentara, merebut Majapahit akan sangat sulit apabila kekuatan Majapahit terkonsentrasi di pusat pemerintahan. Sebab, pasukan Majapahit adalah orang-orang yang telah kenyang pengalaman di medan pertempuran. Berhadapan secara langsung pasti akan memakan banyak korban.

Ranawijaya kemudian mengumpulkan para penasehatnya, dan akhirnya ia tertarik dengan salah satu ide cemerlang, yakni mengirim mayat ke wilayah musuh. Mayat yang akan membawa surat rahasia palsu untuk mengecoh musuh.

Ada pemuda gagah yang kurang waras, yang suka sendirian mencari ikan di sungai. Ini sosok yang cocok untuk menjadi kurir. Ia ditangkap dan diberi racun. Mayat yang masih segar. Surat palsu tentang rencana penyerbuan pasukan Demak segera disiapkan. Surat rahasia itu dilengkapi jumlah pasukan yang diberangkatkan, jalur yang ditempuh, dan hari serta tanggal penyerbuan. Satu lagi yang sangat licik, yakni daftar nama pejabat Majapahit yang berkhianat, yang diam-diam berpihak ke Demak.

Untuk lebih menyakinkan, prajurit palsu itu juga mengantongi sekantung uang, tanda pengenal serta sebilah keris pusaka. Terakhir, surat penting yang ada dalam tas yang ditulis dengan huruf Arab pegon berbahasa Jawa itu, menyatakan bahwa Demak akan menyerbu Majapahit dari arah Gresik.

Setelah lengkap, mayat itu dibawa lari oleh kuda dan di lepas di daerah dekat tempat pelatihan pasukan Telik Sandibhaya Majapahit. Tanpa diduga bahwa mayat itu lebih dulu ditemukan oleh suami istri peladang.

Majapahit terhasut oleh surat palsu itu. Apa boleh buat, perintah baru diberikan agar sekitar 10.000 pasukan dipindahkan sesegera mungkin untuk menghadang pasukan Demak yang akan datang dari arah Gresik. Pejabat-pejabat yang tertera dalam daftar pemberontak ditangkap dan diinterogasi. Mereka dihukum hanya karena informasih fitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun