Selanjutnya adalah memiliki empati. Orang yang berempati itu memiliki kemampuan untuk membuat orang-orang di sekelilingnya merasa dihargai dan dipahami.
Empati sebagai landasan moral, berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan memberikan banyak manfaat. Empati mampu membuat orang menjalin hubungan emosional lebih dalam dari hanya sekadar tata krama semata.
Yang berikutnya adalah bersikap toleran. Toleransi berarti menghargai setiap orang dengan keberagamannya masing-masing. Toleransi adalah menyingkirkan prasangka buruk yang diakibatkan oleh ketidakpedulian, dan menghormati serta menghargai satu sama lain melalui sikap saling pengertian. Orang toleran juga tidak mudah merasa iri dengki dan merasa terancam oleh kesuksesan yang diraih pihak lain.
Ciri yang terakhir orang berbudaya adalah senantiasa ingin mengembangkan potensi diri. Mereka akan terus-menerus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan bersedia mengakui serta mau belajar dari kesalahan.
Apabila seseorang memiliki semua ciri-ciri seperti di atas, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa dia merupakan orang yang berbudaya.
Budi daya akal budi adalah melestarikan budaya. Ini sama halnya dengan menghargai dan menghormati para leluhur. Budi daya akal budi sama halnya dengan memperkokoh jatidiri bangsa.
Apabila sebuah bangsa mampu melestarikan budaya, yang artinya menjunjung tinggi ajaran luhur dari para leluhur, maka ia akan menjadi bangsa besar dan terhormat. Ini merupakan cara yang mencerminkan nilai-nilai terdalam dan tujuan jangka panjang dari sebuah bangsa.
Kembali ke pepatah 'Ajining bangsa soko budaya', jadi sekali lagi, harga diri bangsa ditentukan dari budaya.
Hidup budaya..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H