Spekulasi kedua berpendapat, Elise adalah seorang sopran asal Jerman, bernama lengkap Elisabeth Roeckel. Konon, Elisabeth pernah memerankan Florestan dalam opera Beethoven. Dari pertemuan yang dilakukan pada saat itu membuat Beethoven terjerat tali asmara.
Sebelum Beethoven sempat mengungkapkan isi hatinya kepada Elisabeth, wanita baik hati itu dinikahi oleh teman dan saingan Beethoven, Johann Nepomuk Hummel.
Kendati semua itu hanya spekulasi, namun kisah cinta Beethoven dan Elise telah menjadi salah satu kisah yang melegenda hingga saat ini.
Bagaimanapun juga, Beethoven adalah komposer jenius dengan hasrat, daya cipta dan imajinasi yang luar biasa. Dengan ambisi dan keyakinan kuat bahwa selain dapat menjadi alat mengekspresikan gagasan dan perasaan, musik juga memiliki makna yang jauh lebih dalam dan luas dari itu.
Pada saat yang sama, ia juga memiliki sederet reputasi sebagai orang yang egois, emosional, temperamental, kontroversial, narsistik, tidak ramah, frustrasi dalam hal romantika, tidak terawat, mudah tersinggung, hipokondriak, dan pecandu alkohol akut. Depresi berat memang menggiringnya semakin terjerumus dalam kecanduan minuman keras.
Publik barangkali memang lebih menyukai citra seorang seniman yang tersiksa dan menderita oleh kekacauan kepribadian dan penyakit-penyakit fisiknya, di samping sekaligus memuja-muja kehebatannya.
Surat Beethoven yang pernah mengeluh soal kesehatan dan kondisi keuangan menunjukan bahwa ia mendedikasikan dirinya sepenuh hati pada musik di atas segalanya. Ia sanggup menjalani penderitaan demi musik, dengan kemampuan menciptakan karya yang berada di luar imajinasi manusia pada umumnya, membuat sosok Beethoven terlihat seperti bukan makhluk bumi ini.
Ia tidak hanya tetap berkarya, tapi juga menciptakan karya yang paling ekspresif, mengguncang, mengharukan, eksperimental, dan fenomenal. Ia memutuskan bahwa hidup harus terus berarti dan bernilai. Meski tuli, instrumen Beethoven yang paling utama adalah kekuatan otaknya.
"Anda harus ingat bahwa musisi sangat bergantung pada imajinasi mereka, bahwa mereka dapat mendengar suara di kepala mereka," tutur Prof Tunbridge, penulis biografi Beethoven, "Mungkin dia tidak bisa mendengar dunia luar, tetapi tidak ada alasan untuk berpikir bahwa kemampuan mendengarkan musik dalam pikirannya memburuk atau kreativitas musiknya berkurang!"
Tiga tahun setelah konser sukses terbesarnya di Royal Court Theatre of Vienna, di usianya yang ke 57 tahun, sang legendaris mistis itu meninggal dunia. Orang yang berkabung jauh lebih besar dibanding pemakaman tokoh mana pun kalah itu. Sekitar 20.000 warga Wina dan sekitarnya mengiringi jenazahnya menuju pemakaman. Sang legenda telah bersemayam di alam musik sejati yang kekal abadi.
Di awal musim semi yang anggun, diiringi alunan nada-nada indah Fur Elise, dan udara sejuk menyelimuti area Heiligenstadt, di mana bangunan berwarna krem yang dikenal sebagai Museum Ludwig Van Beethoven, berdiri megah penuh pesona.